FaktaJombang.com – Berada di lereng dan kaki pegunungan Anjasmoro, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, memiliki potensi sangat besar menjadi kawasan wisata beragam basis. Baik wisata alam, ekowisata, eduwisata, wisata budaya, wisata minat khusus, dan basis wisata lainnya.
Hal inilah yang menggugah niat Nanang (60), berupaya menyulap lahan miliknya menjadi lokasi wisata edukasi. Lahan tersebut, berada di Dusun Pucangrejo, Desa/Kecamatan Wonosalam. Atau belakang SMKN Wonosalam.
Dirancang bakal menjadi eduwisata, bukan tanpa alasan. Menurut Syaifuddin, pengelola lahan untuk menjadi lokasi wisata, karena di lahan seluas 3,5 hektar itu, tumbuh sebanyak 26 jenis tanaman.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Ada 26 jenis tanaman. Ada durian, cengkeh, manggis, pisang, salak, kopi, petai. Dan masih banyak lagi,” kata Syaifuddin, Jumat (1/10/2021).
Dari puluhan jenis tanaman itu, dia memilih tanaman durian yang bakal menjadi ikon obyek wisatanya. Selain karena Wonosalam adalah salah satu daerah penghasil durian terbesar di Jawa Timur, di lahan tersebut tumbuh ratusan pohon durian.
“Benar, kami akan memilih pohon durian menjadi ikon wisata edukasi ini. Karena di sini banyak tumbuh pohon durian,” jawabnya.
Dia menyebut, ada sebanyak 267 pohon durian yang tumbuh di lahan tersebut. Ratusan pohon durian yang saat ini sudah mulai ada yang berbuah itu, lanjutnya, sangat pas dan sesuai bila dijadikan ikon dan penamaan obyek wisata.
Syaifuddin pun berencana menamakan tempat wisatanya dengan sebutan “Kenduren Pede” atau Kebun Duren Petik Dewe.
“Kami sudah menghitung. Ada 267 pohon durian berbagai macam jenis. Ada Bido, durian khas Wonosalam. Ada montong, musang king, matahari, simas, dan masih banyak jenis lainnya,” papar pria yang akbrab disapa Udin ini.
Selain lahan 3,5 hektar, ia mengatakan juga ada penambahan lahan seluas 1 hektar yang pemiliknya berminat bergabung menjadi satu obyek wisata edukasi bersamanya.
“Insya Allah ada total 4,5 hektar yang akan kita jadikan obyek wisata edukasi di sini,” sambungnya.
Saat ini, dia mulai melakukan mapping atau pemetaan pada lahan tersebut. Hal ini dilakukan, untuk memastikan batas-batas lahan yang bakal disulap menjadi wisata edukasi. Setelah itu, ia berencana melakukan pembersihan dan pemenuhan fasilitas wisata.
“Kami harap berjalan dengan baik. Semoga satu atau dua bulan ke depan, sudah siap semuanya. Kami juga meminta doa dan restu kepada masyarakat,” ucapnya memungkasi. *)
Tonton videonya: