FaktaJombang.com – Jalan di Desa Watugaluh, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, ditancapi dua pohon pisang dan umbul-umbul dilengkapi tiang bambu.
Pantauan di lokasi, Rabu (5/1/2021) siang, lubang jalan tepat di pertigaan itu cukup lebar. Berukuran diameter sekitar satu meter-an. Sementara pada lubang jalan tersebut, terpantau ada bekas cor beton. Hanya saja, di beberapa titik cor itu, kondisinya kembali berlubang meski tak selebar sebelumnya.
Rupanya, penancapan pohon pisang dan umbul-umbul itu dilakukan warga setempat, sebagai tanda agar pengguna jalan lebih waspada saat melintasi jalan jurusan ke kawasan Terminal Wisata Makam Gus Dur lewat Desa Godong, Kecamatan Gudo tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kalau nggak dikasih tanda seperti itu, bisa saja membahayakan pengguna jalan. Terutama sepeda motor,” kata seorang warga setempat seraya menunjuk jalan berlubang tersebut.
Sementara seorang perangkat DesaWatugaluh mengatakan, pihak Pemdes setempat sudah melakukan upaya penutupan lubang jalan dengan cor yakni campuran pasir, koral dan semen. Hanya saja, kondisi jalan itu tertutup dengan cor, tidak berlangsung lama.
Dikatakannya, kurang dari seminggu setelah dicor, jalan kembali ambles dan berlubang. Hal itu, karena jalan tersebut tepat di atas jembatan sungai.
“Lubang jalan itu sempat dicor, tapi belum seminggu ambles lagi. Karena jalan itu berada di atas jembatan,” ujarnya. Sayangnya, dia tidak mau namanya dicantumkan.
Dikatakannya, kembali amblesnya jalan tersebut dimungkinkan juga karena jalan tersebut menjadi akses ke terminal wisata religi Gus Dur, sehingga jalan ini kerapkali dilalui Bus Pariwisata.
Karena kembali berlubang, lanjutnya, warga setempat kemudian berinisiatif memberi penanda berupa menanami pohon pisang dan menancapinya dengan umbul-umbul.
“Kalau kami, memaklumi aksi warga tersebut. Ketimbang lubang jalan tersebut memakan korban,” sambungnya
Ia berharap, Pemkab Jombang atau dinas terkait agar segera memperbaiki jalan berlubang tersebut. Mengingat, jalan tersebut merupakan jalan milik Kabupaten.
“Kalau ditutup lagi, ya percuma. Nanti ambles lagi. Itu harusnya jembatannya dulu yang diperbaiki. Ya benar, ini jalan kabupaten,” pungkasnya. *)