JOMBANG | FaktaJombang.com – Petugas RSUD Jombang diduga lalai menangai pasien. Seorang ibu harus kehilangan bayi yang dilahirkannya karena diduga terjepit saat proses persalinan.
Praktis peristiwa ini viral di media social (Medsos). Cerita dugaan malapraktik ini dibagikan pemilik akun Twitter @mindesiyaa.
Diceritakan, saat itu kerabatnya hendak melahirkan di sebuah Puskesmas pada Kamis (28/7/2022) melalui beberapa tahap. Kemudian petugas memutuskan merujuk pasien ke RSUD Jombang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Setibanya di RSUD Jombang, justru wanita itu tetap ditangani secara normal, bukan operasi caesar.
Ditengah-tengah proses kelahiran inilah, terjadi kendala. Sebab bayi yang dilahirkan wanita itu meninggal akibat bahunya terjepit.
Bahkan juga disebutkan, petugas terpaksa memotong bagian leher bayi agar bisa mengeluarkan seluruh anggota tubuh si jabang bayi malang tersebut.
Dikonformasi terkait hal ini, Yopi Widianto (25), suami perempuan yang melahirkan itu, membenarkan kejadian tersebut.
Saat itu istrinya, Rohma Roudlotul Janah (29) memang mengalami kontraksi dan dibawa ke Puskesmas Sumobito, pada Minggu (31/7/2022) sekitar pukul 08.00 WIB.
Warga Dusun Slombok, Desa Plemahan, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang ini kemudian ditangani tenaga media di sana. Namun kemudian, dia dirujuk ke RSUD Jombang dan ditangani sekitar jam 10.30 WIB.
Yopi mengatakan, saat berada di RSUD Jombang, istrinya juga ditangani dengan proses secara normal, hingga air ketubannya pecah dan buka tujuh (istilah persalinan) sekitar pukul 16.30 WIB.
“Pukul 15.30 WIB sudah buka tujuh. Kemudian pukul 16:30 air ketuban dipecah. Proses hampir sempurna. Istri saya bertanya kok tidak operasi cesar. Dokter menjawab masih diupayakan” ujarnya.
Petugas terus menangani, hingga sekitar pukul 18.30 WIB bayi mulai lahir. Kepalanya mulai keluar, namun tubuhnya sulit keluar akibat kemacetan atau distosia bahu. Karena terjepit pangkal pinggul atau jalan rahim.
Kondisi itu berlangsung sekitar 10 menit, hingga akhirnya bayi tidak terselamatkan. Petugas kemudian melakukan pemotongan leher bayi untuk mengeluarkan tubuhnya dari rahim sang ibu.
‘Padahal saya sudah meminta dokter untuk melakukan operasi caesar, tapi tidak dituruti. Itu yang saya sesalkan,” jelas Yopi.
Kepala Bidang Yanmed (Pelayanan Medis) dan Keperawatan RSUD Jombang, dr Vidya Buana membenarkan telah menangani pasien atas nama Rohma Roudlotul Janah.
Meski demikian, pihak rumah sakit menyangkal dan seolah enggan disalahkan. Menurutnya, semua proses penanganan sudah sesuai prosedur yang ada. Termasuk penanganan pemisahan anggota tubuh bayi itu.
Bahkan dalam persalinan tersebut, pihak rumah sakit menurunkan tiga dokter spesialis kandungan atau obgyn.
“Karena persalinan macet. Kita lakukan dekapitasi atau pemisahan anggota badan. Itu kita lakukan saat bayi sudah meninggal. Karena kalau tidak kita lakukan, justru membayakan sang ibu,” pungkasnya. *)