FaktaJombang.com – Santriwati dan murid perempuan Shiddiqiyyah, menolak keras atas tudingan jika Pondok Pesantren (Ponpes) Majmaal Bahrain Hubbul Wathon Minal Iman Shiddiqiyyah, Desa Losari, Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang, mengajarkan radikalisme.
Hal ini disampaikan Ummul Khoironi, Sekjen DPP Organisasi Shiddiqiyyah (Orshid), usai melakukan orasi di depan ribuan murid Shiddiqoyyah, Rabu (12/1/2022).
Menurutnya, tudingan tersebut merupakan pembunuhan karakter, pelecehan dan pencemaran nama baik Ponpes dan Thoriqoh Shiddiqiyyah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kami sangat tersinggung atas tudingan bahwa pesantren kami ini mengajarkan radikalisme. Kita harus melakukan dan memberikan pembelaan,” ungkapnya, kepada sejumlah wartawan
Dampaknya, lanjut Ummul, sebagian wali santri yang terpengaruh dan percaya atas tudingan itu, akhirnya menarik putra-putrinya dari Tarbiyah Hifdhul Ghulam wal Banat, lembaga pendidikan yang ada dalam naungan Ponpes Shiddiqiyah.
“Bagi yang terpengaruh atas tudingan itu, mereka menganggap kita ini jelek. Menganggap pesantren ini tidak mengajarkan kebaikan,” sambung Ummul Khoironi.
Meski terjadi penarikan dari wali santri, pihaknya tidak mempermasalahkan hal tersebut. Hanya saja, dalam kondisi seperti ini, lanjutnya, pemerintah terkesan melakukan pembiaran dan tanpa memberikan keadilan pada Shiddiqiyyah.
“Kita melakukan apa saja, termasuk social, dalam rangka menumbuhkan cinta tanah air. Kita ini tidak diajarkan untuk membangkang. Tetapi ketika polisi, pemerintah tidak mendukung kami, kami harus membela diri,” tegasnya.
Terkait ribuan santriwati dan murid perempuan yang bertahan di Ponpes Shiddiqiyah, tepatnya di belakang kelompok santri dan murid laki-laki pada Rabu (12/1/2021) ini, Ummul menyatakan, hal tersebut dilakukan sebagai ungkapan cinta terhadap Shiddiqiyyah.
“Kita cinta Shiddiqiyyah. Itu saja. Kita merasakan manfaat Shiddiqiyyah dalam hidup kita. Kita semua di sini juga berutang budi kepada kiai atau mursyid, termasuk orang-orang yang membantu beliau untuk membesarkan dan melestarikan Shiddiqiyyah ini,” paparnya didampingi massa santriwati.
Atas dugaan kasus pencabulan yang mendera MSA, Ummul Khoironi juga mengaku jika dirinya adalah saksi fitnah yang dilaporkan ke Polres Jombang maupun Polda Jatim.
“Saya pernah bertemu dengan perempuan yang bernama MNK itu. Dan dia juga yang telah mengatakan siapa yang menjadi sumber fitnah dari semua urusan ini. Jadi saya saksinya. Selain saya, ibu Nyai Sofwatul Ummah juga menjadi saksinya,” ungkapnya.
Ummul mengatakan, jika MNK telah meminta maaf terkait kejadian yang terjadi pada tahun 2017. Karenanya, pihaknya tidak membawa perkara ini ke tingkat yang lebih tinggi. Namun belakangan, ada pihak tertentu yang mendorong MNK hingga perkara ini menjadi perhatian publik.
“Karena di belakangnya itu ada Jin Tomang yang mendorongnya dengan memanfaatkan kekuatan media, LSM, kekuatan yang ada di luar itu untuk menekan Shiddiqiyyah,” kata Ummul Khoironi. Namun, dia tidak menjelaskan siapakah Jin Tomang yang dimaksudnya itu.
Perkara dugaan kasus pencabulan tersebut, lanjutnya, membuat pihak Shiddiqiyah melakukan sosialisasi dan penjelasan terkait hal ini kepada warga Shiddiqiyyah. Sampai dengan memberi kebebasan kepada warga Shiddiqiyyah, untuk memilih tetap cinta atau keluar dari Shiddiqiyyah.
“Kita membebaskan dan memberikan kemerdekaan kepada mereka untuk memilih,” tandasnya.
Disinggung rencana jemput paksa yang dilakukan pihak kepolisian terhadap MSA, Ummul menegaskan akan melakukan pembelaan.
“Kita akan mempertahankan diri, karena ini hak kita. Sampai kapan pun. Karena pak Kiai menyebutkan, membela Shiddiqiyyah adalah syahid. Karena kita tidak hanya sekedar membela secara personal. Kita ini membela apa yang menjadi kebenaran,” ungkapnya.
Dalam kesempatan ini, Ummul Khoironi meminta ada keadilan. Menurutnya, terdapat kelemahan terkait apa yang disampaikan dan diberitakan selama ini.
“Dan dari ahli hukum kami juga sudah mempelajarinya. Tapi kenapa kepolisian membiarkan seperti itu. Tetap saja. Apa karena sudah menerima uang?,” ungkapnya.
Pihaknya berharap, nama baik Shiddiqiyyah dibersihkan. Karena mereka menilai, selama ini pihak Shiddiqiyyah telah banyak dirugikan.
“Kami juga berharap, masyarakat tidak menerima informasi sepihak dari gerombolan itu saja yang memang menggunakan media massa, LSM, termasuk juga lembaga negara lainnya. Karena kita tahu mereka memanfaatkan Kompolnas, PPAI, Komnas HAM, dan lainnya itu,” pungkasnya. *)
Tonton videonya: