FaktaJombang.com – Insiden belasan pohon jati di lahan milik Moch Naim (60) yang berada di Dusun Jambe, Desa Bangsri, Kecamatan Plandaan, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, yang ditebang orang tak dikenal pada Jumat (17/9/2021) lalu, mendapat respon Camat setempat, Agus Sholihuddin.
Selain membenarkan adanya penebangan belasan pohon jati milik Moch Naim yang merupakan warga Desa/Kecamatan Ploso, ia juga mengaku sudah memanggil Kepala Desa (Kades) Bangsri untuk menggali informasi.
“Sabtu kemarin, Pak Kades sudah saya panggil,” katanya kepada FaktaJombang.com, di ruangan kerjanya, Senin (20/9/2021) pukul 08.59 WIB.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Agus Sholihuddin menceritakan, Kades Bangsri sebelumnya sudah memerintahkan agar jangan dulu menebang pohon jati yang berada di dekat jalan berpaving di dusun tersebut. Karena belum meminta izin kepada pemilik lahan.
“Kades sudah menjelaskan ke Kepala Dusun Sartono, agar jangan ditebang dulu. Ternyata, sama Kasun ditebang sekalian,” ceritanya.
Agus Sholihuddin menuturkan, berdasarkan keterangan Kades Bangsri, alasan ditebangnya pohon jati di kebuh Moch Naim, karena sejumlah pohon yang tumbuh di pinggir jalan tersebut, sudah ditebas.
“Dipikir Kasun Sartono waktu itu, pohon yang lain ditebang, masak pohon yang ini tidak ditebang. Ditakutkan iri. Akhirnya pohon jati tersebut ditebang juga,” lanjutnya.
Ditanya soal kebutuhan rencana adanya kegiatan pelebaran jalan atau drainase hingga menebas sejumlah pohon jati milik warga, Agus Sholahuddin belum bisa memastikan kebutuhan terkait luasan dari rencana kegiatan Desa Bangsri.
“Saya sendiri juga belum ke lapangan, soal jaraknya berapa meter. Cuma informasi di Pak Kades, itu sudah diukur,” jawabnya.
Agus Sholahuddin juga menilai, Kades Bangsri gegabah dalam hal tersebut. Karena tidak lebih dulu membahas di tingkat musyawarah, terkait adanya rencana kegiatan di Desa Bangsri tersebut.
Seharusnya, lanjutnya, para pemilik lahan yang dekat dengan jalan tersebut, dikumpulkan dan diajak musyawarah, sebelum memutuskan sesuatu. Agar hal serupa tidak terjadi di kemudian hari.
“Harusnya dirundingkan dulu kalau akan ada kegiatan. Pembuatan drenaise misalnya, kan bisa meminta persetujuan pemilik lahan, apakah pohonnya boleh ditebang atau tidak. Aku nek ngarani (Jawa: kalau saya mengira), pak lurah (Kades) gegabah,” ucapnya.
Pihaknya juga menuturkan, sebetulnya nilai pohon jati yang ditebas tersebut tidaklah seberapa. Hanya saja, karena adanya ketersinggungan dari pemilik lahan, menjadikan nilai pohon jati tersebut menjadi besar dan berpolemik.
“Ya kalau nilainya sih tidak seberapa tapi ketersinggungannya itu lho yang menjadi besar. Misalkan kita saja, tiba-tiba siapa yang menebang pohon ini, meski harganya tak seberapa,” ungkapnya.
Agus Sholihuddin berharap, jika persoalan ini tidak berkepanjangan. Pihaknya juga menyarakankan agar Kades Bangsri meminta maaf atas insiden tersebut.
“Pak Kades katanya sudah ke rumah pak Naim. Katanya diminta menunggu keputusan sampai hari Rabu besok. Karena pohon jati yang ditebang itu juga merupakan korporasi,” pungkasnya. *)
Baca sebelumnya: Belasan Pohon Jati di Bangsri Jombang Ditebang Orang Tak Dikenal, Pemilik Geram