DIWEK | FaktaJombang.com – Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid, putri keempat Presiden RI ke-4 KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, turut hadir dalam proses pemakaman bibinya, Nyai Lily Chodijah Wahid di Pondok Pesantren (Ponpes) Tebuireng, Kabupaten Jombang, Selasa (10/5/2022) sore.
Alissa Wahid mengaku tidak bisa lupa dengan pemikiran bibinya yang tak jauh beda dengan mendiang Gus Dur, ayahandanya. Kata Alissa, rata-rata jiwa pemikiran putra-putri KH Wahid Hasyim adalah pendobrak.
“Pendobrak, daya juangnya juga besar. Ya Bu Lily begitu, mendobrak kebutuhan, mencari solusi-solusi,” ujar Alissa saat ditemui awak media di halaman Ndalem Kasepuhan –sebutan untuk kediaman sang pengasuh- Ponpes Tebuireng.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Selain pendobrak, kata Alissa, bibinya itu juga dikenal luas sebagai sosok pejuang. Disamping tak kenal lelah demi kebaikan, juga tak pernah henti untuk berkhidmat kepada pesantren, bangsa, hingga kalangan Nahdlatul Ulama (NU).
“Beliau itu perempuan tangguh. Tidak lelah berkhidmat ke pesantren dan bangsa. Jadi intinya mengenal Bu Lily ini sebagai pejuang. Kalau kenangan saya dengan Bu Lily, dulu waktu sekolah SMP atau SMA itu hampir setiap hari ke rumah beliau,” bebernya.
Alissa juga mengatakan, hadir di Ponpes Tebuireng juga mewakili keluarga besar Gus Dur dari Ciganjur, Bogor, untuk turut mengantarkan jenazah Nyai Lily Wahid ke tempat peristirahatan terakhir.
“Saya mewakili keluarga Ciganjur. Karena ibu kami, Ibunda Shinta Nuriyah tidak bisa hadir karena ada kegiatan sendiri,” pungkasnya. *)
Baca sebelumnya: Di Mata Putri Gus Dur, Nyai Lily Wahid Dikenal Sang Pendobrak