FaktaJombang.com – Masa pandemi Covid-19 belum dinyatakan usai, tak menyurutkan niat sejumlah organisasi atau komunitas menggelar aksi sosial kepada sesama di bulan suci Ramadan 1442 Hijriyah.
Kali ini, Rabu (5/5/2021) siang, Forum Komunikasi Masyarakat Jombang (FKMJ) bersama Kodim 0814 Jombang, menggelar bakti sosial berupa pemberian 400 paket sembako kepada warga kurang beruntung, di aula Makodim Jalan KH Wahid Hasyim Jombang.
Hanya saja, ratusan paket sembako di aula Kodim dibagikan kepada sejumlah perwakilan secara simbolis. Mengingat, pandemi Covid-19 masih belum selesai dan terus diwaspadai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Untuk warga penerima manfaat lain yang sudah terdata, akan kami salurkan ke rumah masing-masing,” kata Didik Tondosusilo, Sekretaris Umum FKMJ.
Dijelaskannya, FKMJ merupakan lembaga atau wadah masyarakat terdiri dari 32 lintas agama, etnis dan budaya di Kabupaten Jombang. Sebab itu, ruh dari baksos ini, kata Didik, sebagai upaya perekat masyarakat dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan beragama.
“Baksos berupa santunan paket sembako ini sebagai wujud kerukunan antar umat beragama. Sekaligus bentuk kepedulian kita terhadap sesama. Apalagi, banyak warga terdampak Covid-19,” tuturnya,
Pihaknya berharap, meski paket sembako yang disalurkan bisa dinilai secara nominal, namun niat untuk merawat keberagaman yang sudah terjalin inilah yang tak ternilai.
“Kami sangat berharap bangsa ini tetap menjaga keindahan keberagaman dalam bermasyarakat dan beragama,” pungkas Didik.
Tampak hadir dalam kegiatan ini, penasihat FKMJ Fatchur Rohman (Gus Fat), H Suudi Mojoagung, Tjandra Iewanto (Ching), dan Bupati Jombang Mundjidah Wahab.
Sayangnya, baksos FKMJ ini sempat molor dari rencana sebelumnya pukul 09.00 WIB. Pasalnya, Bupati Mundjidah yang diundang di acara ini datang terlambat hingga sekitar pukul 12.00 WIB.
Bahkan, sempat terjadi insiden bersitegang antara panitia pelaksana dengan pihak protokoler Bupati Jombang. Ini dipicu, saat pihak panitia akan memulai acara karena acara sudah molor cukup lama. Namun oleh pihak protokoler Bupati Mundjidah dilarang, kecuali Bupati tiba di lokasi.
“Undangan kami pukul 09.00 WIB. Kemudian diinformasikan, Bupati akan datang pukul 11.00 WIB. Tapi molor lagi. Acara kemudian berlangsung sekitar pukul 11.30 WIB. Kami kan nggak enak dengan para undangan. Istilahnya mengorbankan banyak orang hanya karena menunggu satu orang,” kata salah satu panitia. *)
