FaktaJombang.com – Harga cabai rawit di pasar tradisional Kecamatan Mojoagung dan Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang, tampaknya lebih tinggi dibanding dengan harga di Pasar Bareng dan Mojowarno.
Kalau di dua pasar yang berada di bagian selatan Kabupaten Jombang ini mencapai Rp 40 ribu per kilogram, harga cabai rawit di Pasar Mojoagung dan Sumobito malah menembus harga Rp 60 ribu per kilogram, Senin (6/12/2021). Kenaikan harga cabai rawit ini, rupanya sudah terjadi pada November 2021 lalu.
“Naik sejak November 2021. Harganya saat itu masih Rp 25 ribu sampai Rp 30 ribu per kilonya. Tapi sekarang, naik lagi mencapai Rp 60 ribu per kilogram,” kata Mei (45), salah satu pedagang Pasar Mojoagung, Jombang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Harga cabai rawit naik, Mei mengaku berdampak pada jumlah penjualan komoditi ini. “Biasanya, saya jualan bisa habis 15 kilo per hari. Sekarang turun menjadi 12 sampai 13 kilogram per hari. Kata yang beli, ngirit,” ujarnya.
Selain Pasar Mojoagung, lonjakan harga cabai rawit juga terjadi di pasar tradisional Sumobito. Harga per kilonya, sama dengan di Pasar Mojoagung.
Salah satu pedagang Pasar Sumobito, Sutrami (53) mengatakan, harga cabai rawit menjelang hari raya Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022 ini, mencapai Rp 60 ribu.
“Kalau November kemarin, paling mahal Rp 35 ribu per kilo. Paling murah sekitar Rp 25 ribu per kilogram, Sekarang naik menjadi Rp 60 ribu,” ungkapnya, Senin (6/12/2021).
Sutrami juga mengaku, tingkat penjualan cabai rawit merosot sejak awal Desember 2021 seiring harga komoditi ini merangkak naik. Selain itu, ia juga mengaku kesulitan mendapat laba dari penjualan cabai rawit, gegara harga yang tak menentu.
“Susahnya jualan cabai, kalau harga tidak stabil. kami susah cari untung. Misalnya, saya hari ini kulakan seharga Rp 55 ribu per kilo, lha besok harga naik lagi, sedangkan dagangan saya masih ada. Jadi ya susah,” urainya. *)
Baca sebelumnya: Jelang Nataru, Harga Cabai Rawit dan Minyak Kemasan di Pasar Bareng Jombang Naik