FaktaJombang.com – Jelang isra mikraj atau akhir bulan Rajab, harga telur ayam turun. Sedangkan harga pakan ayam, justu naik. Kondisi ini dikeluhkan Anik Mariana (42) salah satu peternak ayam petelur asal Desa Sukorejo, Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Menurutnya, harga pakan ayam yang biasa dengan kondisi campur, saat ini masih di harga Rp 5.500 per kilogram.
“Harga segitu sejak Juli 2020 hingga saat ini. Sebelumnya itu, Rp 5 ribu atau naik Rp 500 per kilogram. Jika per kwintal, ada selisih Rp 50 ribu,” jelas Anik, saat di kandang ayamnya, Selasa (9/3/2021).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Anik berharap, pemerintah lebih memperhatikan kondisi peternak kecil dengan bisa menstabilkan harga pakan ayam seperti jagung dan dedak. “Ya kalau bisa harga konsentratnya itu juga diturunkan. Lha kan konsentratnya, barang impor,” katanya.
Dengan harga pakan ayam yang dirasakan masih tinggi, Anik berharap pemerintah juga bisa menstabilkan harga telur di pasaran. Pemerintah, kata Anik, memang sudah memutuskan harga telur terendah sebesar Rp 19 ribu.
“Tapi, harga telur itu, kadang naik dan turun. Nggak menentu. Jadi peternak itu kadang bingung menjualnya,” kata Anik.
Saat ini, teranganya, harga telur yang dikulak dari peternak seperti dirinya, sekitar Rp 19 ribu per kilogram. Sedangkan harga grosir (peti-an) sebesar Rp 20.700.
“Kalau harga telur eceran di pasar Jombang, setahu saya sebesar Rp 22 ribu,” paparnya.
Anik mengatakan, beternak sebanyak 1.300 ekor ayam petelur. Sehari, bisa menghasilkan 40 kilogram telur. Dibanding dengan kebutuhan pakan ayam, lanjutnya, pendapatan dari telurnya, sangat tipis.
“Ya, kami hanya berharap itu saja, pemerintah bisa menstabilkan harga telur dan pakan ayam,” pungkasnya. (ddy/nas)