SURABAYA, FaktaJombang.com – Kudeta Partai Demokrat (PD) menjadi isu sentral beberapa hari belakangan di Indonesia. Lalu, ada apa sebenarnya yang terjadi hingga isu kudeta itu mengarah ke partai yang dibidani Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono ini?
Kuswanto, salah satu kader Partai Demokrat Jawa Timur mengatakan, isu “kudeta” PD ini berkaitan dengan menghadapi Pemilu 2024.
Diungkapannya, jika seseorang sangat berambisi maju dalam kontestasi Pilpres 2024, haruslah memiliki kendaraan partai yang mumpuni. Selain itu, partai politik (Parpol)-nya juga harus memenuhi syarat jumlah prosentase kursi di legislatif untuk bisa maju sebagai Calon Presiden (Capres).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kalau bukan kader sebuah partai, pasti bukan hal mudah. Mau mendirikan parpol baru untuk mengusungnya sebagai Capres, butuh waktu, tenaga, energi, dan modal besar,” ungkapnya.
Paling gampang, lanjut Anggota DPRD Jawa Timur ini, adalah menguasai partai besar yang matang dan sudah dikenal rakyat. Lalu, mengapa Partai Demokrat yang menjadi sasaran isu Kudeta. Menurutnya, Partai Demokrat ini pernah menjadi partai pemenang Pemilu.
“Dari sini, apa pun dan siapa pun yang mengelola partai ini pasti menargetkan menjadi 3 besar. Bahkan, berupaya menjadi pemenang pemilu kembali. Ini bukan slogan atau sebuah mimpi. Karena Partai Demokrat sudah pernah menjadi partai pemenang pemilu,” kata politisi bergelar Doktor bidang Hukum Politik lulusan Universitas Airlangga (Unar) ini mengatakan,
Apalagi saat ini, lanjut Kuswanto, pemilihnya sama dengan pemilih saat itu. Hanya saja, Partai Demokrat butuh kembali mengelola dan mengembalikan kepercayaan masyarakat seperti saat tampil sebagai partai pemenang.
“Kondisi ini tidak terlalu sulit bila strategi penanganannya tepat. Apalagi orang tersebut yakin dia bisa melakukannya,” lanjut pria yang terpilih jadi Anggota DPRD Jatim lewat Dapil 10 (Mojokerto dan Jombang) ini.
Saat ini, kata Kuswanto, posisi Partai Demokrat ini menjadi penyeimbang pemerintah sejak Pemilu 2014 silam. Posisi inilah, membuka peluang besar bagi Partai Demokrat untuk mengusung kader terbaiknya menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pemilu 2024.
Selain pernah menjadi pemenang Pemilu dan menjadi penyeimbang pemeritah, lanjut Kuswanto, popularitas Partai Demokrat menjadi suatu kekuatan tersendiri. Tentunya, ini akan menjadi modal utama dalam kontestasi Pemilu mendatang. Tinggal mengelola dan meningkatkan elektabilitasnya.
“Jadi kenapa harus dikudeta? Karena siapa pun yang bisa menguasai Partai Demokrat dan punya syahwat ikut kontestasi menjadi pemimpin Republik ini. Maka uraian saya di atas cukup menjadi alasan bahwa menguasai Partai Demokrat adalah sebuah modal awal yang besar untuk melangkah ikut kontestasi calon Presiden,” ujarnya.
“Selain itu, biaya yang harus dikeluarkan jauh lebih murah dibanding kalau membentuk partai baru yang belum tentu mendapat respon positif dari masyarakat pemilih. Atau gambling dengan mengembangkan partai yang sudah ada, namun belum lolos Parlementary Threshold dan hasilnya juga belum tentu berkembang baik. Jadi apa pun alasannya, tentu Partai Demokrat lebih menarik dan mempesona untuk dikuasai,” sambung Kuswanto.
Di sisi lain, masih kata Kuswanto, bagi pemegang kekuasaan yang saat ini merupakan periode terakhir jabatannya, tentunya sudah mulai menata calon penggantinya. Bisa diambilkan dari partai koalisi yang berjasa mengusung dan mendukung saat pemilu lalu.
“Jadi cukup jelas bila Partai Demokrat dibiarkan besar dan menggelinding dengan mulus menuju 2024. Tentunya, Partai Demokrat sangat layak menjadi saingan. Bahkan hambatan serta sandungan untuk memuluskan suksesi dengan calon pengganti yang telah dipersiapkan,” papar pria yang juga Ketua Komisi D DPRD Jatim ini.
Sebagai kader militan di Partai Demokrat, Kuswanto juga justru menilai, momen inilah sangat tepat untuk meneropong soliditas para kader. Memantau militansi kader untuk meyakinkan bahwa kader-kader Partai Demokrat adalah memang ingin berjihad untuk kebesaran Partai Demokrat dan rakyat Indonesia.
“Segala macam persoalan yang terjadi saat ini, saya rasa bisa jadi ujian kesolidan dan kekompakan seluruh kader di semua tingkatan. Menjadi motivasi karena di luar sana banyak tokoh nasional dan partai politik sangat tertarik untuk terus menghambat Partai Demokrat, agar tidak jadi saingan bahkan sandungan di Pemilu mendatang. Maka, segala cara akan dilakukan untuk melemahkan Partai Demokrat,” ujarnya.
“Bahkan, bila memungkinkan Partai Demokrat layak dikuasai sebagai kendaraan politiknya. Namun, realitanya berbicara lain. Semua rencana dan strategi yang mereka lakukan terpatahkan karena kader di semua tingkatan masih solid mendukung AHY (Agus Harimurti Yudhoyono). Bahkan, semua berkeyakinan bahwa Partai Demokrat akan mengulang masa kejayaan sebagai pemenang pemilu di bawah komando AHY,” pungkasnya. (ki/af)