FaktaJombang.com – Sejak sepekan terakhir, makam KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur di komplek pondok pesantren (Ponpes) Tebuireng, Desa Cukir, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang dibanjiri peziarah. Pihak pesantren memprediksi, jumlah pengunjung mencapai 20 ribu orang.
Padatnya pengunjung itu diduga karena mendekati bulan Ramadan 1443 Hijriyah. Para peziarah beramai-ramai ngalap berkah sebelum memasuki bulan puasa dengan cara berdoa sekaligus mendoakan salah satu ulama besar yang juga mantan Presiden RI ke 4 ini.
Apalagi, selain makam Gus Dur, di Ponpes Tebuireng juga terdapat makam ulama-ulama tersohor. Di antaranya pendiri NU Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy’ari, pahlawan nasional KH Wahid Hasyim, kemudian KH Yusuf Hasyim, KH Salahuddin Wahid atau Gus Sholah, serta makam kerabat pesantren Tebuireng lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Keramaian terlihat di jalan raya depan Ponpes Tebuireng. Arus lalu lintas terpantau padat merayap. Rombongan peziarah datang dengan berbagai kendaraan. Ada yang menggunakan bus, mobil pribadi, minibus elf, serta kendaraan roda dua. Mereka datang dari berbagai daerah di Jawa Timur maupun luar wilayah.
“Hari ini jumlah peziarah sekitar 20 ribu. Meningkat beberapa kali lipat dibanding hari biasanya. Karena ini minggu terakhir menjelang Ramadan 1443 hijriyah. Hari ini parkiran penuh. Banyak yang berada di luar. Kapasitas parkiran tersebut mampu menampung 250 unit bus,” kata Teuku Azwani, pengurus Ponpes Tebuireng, Jombang, Senin (28/3/2022).
Azwani menandaskan, meski jumlah peziarah membludak, namun mereka tetap diminta mematuhi protokol kesehatan (Prokes). “Tetap patuh prokes, seperti mencuci tangan menggunakan sabun sebelum memasuki area makam, serta mengenakan masker,” katanya.
Sementara itu di lokasi makam, terpantau para peziarah memanjatkan doa dengan khusyuk. Selain berada di pendapa dekat makam, mereka juga meluber di samping makam keluarga Tebuireng tersebut. Meski demikian, mereka tidak bisa masuk ke dalam makam. Karena tempat peristirahatan terakhir para ulama itu dikelilingi pagar.
Irfan, satu peziarah asal Nganjuk mengaku bersyukur, sebab sejak dua tahun terakhir dirinya tidak bisa berziarah ke makam Gus Dur karena ditutup lantaran wabah Covid-19. Irfan mengaku tak sendiri, namun dirinya bersama rombongan menaiki sebuah mobil elf.
“Alhamdulillah menjelang puasa Ramadan tahun ini bisa berziarah ke makam Gus Dur serta pendiri NU Hadratus Syaikh KH Hasyim Asyari. Karena dua tahun sebelumnya, kami tidak bisa berziarah karena pandemi,” pungkasya. *)