FaktaJombang.com – Innaa lilahi wa Innaa ilaihi raaji’uun, KH Moch Djamaluddin Ahmad berpulang ke rahmatullah, Kamis (24/2/2022) dini hari. Kabar duka ini tentunya menyelimuti warga Nahdlatul Ulama (NU) serta keluarga besar Pondok Pesantren (Ponpes) Bahrul Ulum, Tambakberas, Desa Tambakrejo Kecamatan/Kabupaten Jombang.
Ulama kharismatik yang akrab disapa Kiai Djamal ini wafat di kediamannya, Desa Sambongdukuh, Kabupaten/ Kabupaten Jombang. Sejak Kamis pagi, pentakziah berdatangan ke rumah duka untuk melepas kepergian sang kiai. Para prakziah baik dari Jombang maupun luar daerah, juga ikut mensalati jenazah kiai Djamal secara bergelombang.
Bakda zuhur, ribuan santri dan pentakziah tumplek-blek mengantar jenazah kiai Djamal ke tempat peristirahatan terakhir di kompleks Ribath Al-Mardiyah, lingkungan makam keluarga Ponpes Tambakberas Jombang. Tepat di samping makam sang istri, Nyai Churriyah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sebelum berpulang ke Rahmatullah, kiai Djamal merupakan salah satu dai kondang yang dimiliki Kabupaten Jombang. Kiai yang lahir di Nganjuk pada 31 Desember 1943 ini, merupakan pengasuh Bumi Damai Al-Muhibbin Ponpes Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang.
Almarhum juga memiliki jamaah pengajian rutin kitab kuning Al Hikam, yang digelar setiap Senin malam. Almarhum juga tokoh tarikat Syadziliyah.
Salah satu pentakziah yang turut salat jenazah dan mengantar pemakaman kiai Djamal, yakni AKBP Moh Nurhidayat, Kapolres Jombang. Pihaknya menyampaikan, turut merasa kehilangan sosok kiai yang disegani umat Islam ini.
AKBP Moh Nurhidayat menuturkan, sempat lama berada di dekat keranda mayat yang diselimuti kain hijau bertabur bunga-bunga. Dikatakannya, harum wangi bunga merebak di lokasi jenazah kiai Djamal disemayamkan.
“Sangat terharu dan saya merasa kehilangan beliau. Meski tidak bisa melihat secara fisik, namun dari kain kafannya, saya melihat kebersahajaan beliau sangat luar biasa. Alhamdulillah saya bisa bisa berada di dekat beliau dari proses salat jenazah hingga pemakamannya,” ujar AKBP Moh Nurhidayat kepada FaktaJombang.com.
Pihaknya menuturkan juga merasakan duka mendalam tumpah-ruah dari warga yang merasa kehilangan ulama kharismatik ini. Mulai mendengar suara tangis, hingga mendengar doa-doa, salawat yang dilantunkan.
AKBP Moh Nurhidayat juga mengatakan, melihat banyak manusia yang kepingin ikut memikul keranda berisi jenazah kiai Djamal. Proses mengantar ke pemakaman, penuh santri dan warga pentakziah, bak lautan manusia.
Usai dikebumikan, masih banyak warga yang bersimpuh di samping makam sang kiai. Taburan bunga beragam warna juga menghiasi makam sang kiai ini.
Kapolres Moh Nurhidayat mengaku, mengetahui kiai Djamal sudah sejak lama. Jauh sebelum pihaknya menjabat Kapolres Jombang pertengahan November 2021, bahkan sebelum dirinya menjabat Kasat Reskrim di Polres Jombang.
“Sudah lama saya mengetahui beliau, dari awal bertugas di Jombang dulu, sudah tahu. Hingga saya pindah tugas dan kembali lagi di Jombang. Beliau sangat berperan terhadap santrinya yang saya kenal sudah banyak yang sukses dan seperti kiai-kiai alim lainnya,” ungkapnya.
Moh Nurhidayah bahkan mengenal baik santri kiai Djamal yang sukses menjadi polisi di Yogyakarta yang berkarakter baik. Hanya saja, pihaknya lupa nama sang polisi yang merupakan santri kiai Djamal.
“Iya ada salah satu santrinya yang saya kenal, sukses jadi polisi di Yogyakarta. Tidak hanya jadi polisi saja, tapi dia juga sukses mendirikan panti asuhan untuk anak yatim dan piatu. Subhanallah sangat humanis orangnya,” tuturnya.
Selain hadir saat proses pemakaman, Moh Nurhidayat mengatakan, Polres Jombang juga menggelar salat gaib dan doa bersama untuk kiai Djamal.
“Semoga kesalahan beliau diampuni dan amal ibadahnya diterima Allah SWT. Semoga beliau mendapat tempat di sisi Allah SWT. Tak lupa, semoga ada generasi yang melanjutkan perjuangan beliau,” doanya seraya memungkasi wawancara ini. *)