FaktaJombang.com – Menjelang bulan Ramadan 1443 hijriyah, para penceramah diimbau agar tidak menyuguhkan hal yang berpotensi menumbuhkan paham radikal.
Para penceramah diminta lebih mengedepankan materi ceramah yang menjaga semangat hubbul wathon minal iman atau cinta tanah air sebagian dari iman.
Hal ini disampaikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar, saat berkunjung ke Pondok Pesantren (Ponpes) Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Senin 14 Maret 2022.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut dia, Ramadan menjadi bulan yang sangat penting untuk memperkuat keimanan dan peningkatan akhlak. Disamping itu, juga bisa menjadi bulan yang mampu mendekatkan hubungan antar inividu.
Meski demikian, Boy Rafli Amar tidak ingin dalam ceramah tersebut ada narasi yang terbangun paham garis keras.
“Harapan kami, dakwah, tausiyah dan nasihat dari para ulama, di samping berkaitan dengan peningkatan nilai-nilai akhlak dan keimanan kita kepada Alloh SWT, senantiasa tetap mengedepankan semangat atau prinsip hubbul wathon minal iman, yang diwariskan oleh Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari,” kata Boy Rafli.
Agar persatuan di tengah keberagaman terjaga, ke depan, pihaknya juga akan terus berkomunikasi dengan berbagai eleman umat Islam dan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Meski demikian, katanya, peran ulama terhadap bangsa Indonesia dinilai sangat penting.
Sementara, saat datang ke Ponpes Tebuireng, Boy Rafli Amar disambut pengasuh pesantren, KH Abdul Hakim Mahfudz atau Gus Kikin. Keduanya kemudian melakukan pertemuan tertutup di Ndalem Kasepuhan Pesantren Tebuireng.
Mantan Kapolda Papua itu berziarah ke makam pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Asy’ari, KH Wahid Hasyim dan Presiden ke-4 KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur di kompleks pesantren.
Boy Rafli mengatakan, semangat hubbul wathon minal iman atau cinta tanah air sebagian dari iman yang diwariskan oleh pendiri Nahdlatul Ulama, Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari menjadi prinsip yang penting untuk terus dijaga.
“Bersilaturahmi dan terus melakukan penguatan islam yang rahmatan lil alamin. Tentu itulah model yang sangat baik untuk bangsa Indonesia yang beragam,” tandasnya.
Sementara pengasuh Ponpes Tebuireng KH Abdul Hakim Mahfudz mengungkapkan, pertemuan antara BNPT dan Pesantren Tebuireng di Ndalem Kasepuhan, membahas tentang semangat dan prinsip hubbul wathan minal iman yang diwariskan pendiri NU.
Menurut Gus Kikin, kiai Hasyim Asy’ari meninggalkan warisan berupa pentingnya menjaga ukhuwah islamiyah, sehingga persatuan dan kesatuan bangsa bisa terus terjaga.
“Kami di Tebuireng mengikuti apa yang ditinggalkan oleh hadratus syekh. Yang paling utama beliau menekankan bagaimana membangun ukhuwah dan persatuan,” kata Gus Kikin di Pesantren Tebuireng.
Setelah berkunjung ke Pesantren Tebuireng, Boy Rafli Amar mengunjungi Pondok Pesantren Tahfidz A-Quran Cinta Rasulullah Tembelang. Kunjungan dilanjutkan ke Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang. Di sana Boy berziarah makam pendiri NU, KH Wahab Chasbullah. *)