FaktaJombang.com – Kelangkaan minyak goreng, rupanya menjadi perhatian Junita Erma Zakiyah, anggota Komisi B DPRD Jombang. Pihaknya meminta agar kader dan simpatisannya, tidak latah atau ikut-ikutan melakukan panic buying.
Ini dikatakan Mbak Ita –sapaan akrabnya, di hadapan puluhan koordinator desa (kordes), saat reses di dua lokasi, yakni di Dusun/Desa Bendet, dan Dusun Sumoyono Desa Cukir, Kecamatan Diwek, pada Minggu dan Senin 27-28 Februari 2022.
Menurutnya, pembelian barang secara berlebihan, dalam hal ini minyak goreng, menjadi salah satu faktor terjadinya kelangkaan barang. Prilaku panic buying terhadap suatu barang, kata Mbak Ita, biasanya dilakukan oleh segelintir orang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Tujuannya, untuk mendapat keuntungan berlipat saat terjadi kelangkaan suatu barang. Yaitu, barang yang sudah diborong itu kemudian dijual kembali dengan harga di atas pasaran.
“Kami tidak ingin, kader dan simpatisan kami melakukan praktik demikian. Kami imbau agar membeli barang sewajarnya, sesuai kebutuhan,” tandas Mbak Ita.
Dengan tetap membeli minyak goreng berdasarkan kebutuhan, lanjutnya, setidaknya sudah membantu pemerintah mengatasi terjadinya kelangkaan barang yang berujung pada lonjakan harga. Pihaknya berharap, kader dan simpatisannya menggeluti bisnis atau usaha, secara wajar.
“Apapun usahanya, kita harus selalu berharap mendapat barokah. Untung kecil atau besar, yang penting barokah dan jangan lupa selalu bersyukur, hidup ini pasti menjadi nikmat,” imbau politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini.
Perempuan yang kini menjadi ketua Karang Taruna Kabupaten Jombang ini juga mengatakan, barang pokok atau barang kebutuhan rumah tangga akan mengalami kenaikan harga menjelang bulan Ramadan dan Idul Fitri. Sebab itu, pihaknya kembali menekankan agar kader dan simpatisannya tidak latah panic buying.
“Tradisinya kan begitu. Tapi kami yakin pemerintah sudah memprediksinya dan akan melakukan upaya-upaya mengamankan stok kebutuhan pokok pada saat-saat seperti itu,” paparnya.
Tak hanya itu, Mbak Ita juga mengajak kader dan simpatisannya pro-aktif memberikan masukan, laporan kepada dirinya, terutama sektor perekonomian, perdagangan pertanian, sesuai komisi yang membidanginya.
“Karena masukan atau laporan itu, nantinya akan menjadi bahan pembahasan saat sidang di DPRD Jombang,” pesannya.
Sekedar diketahui, reses atau kegiatan anggota dewan di luar gedung, dilakukan Mbak Ita selama dua hari. Dalam satu harinya, pihaknya menjumpai koodes, kader dan simpatisannya dari 10 desa. Mengingat, Kecamatan Diwek terdiri dari 20 desa. *)