FaktaJombang.com – Memasuki masa tanam padi, puluhan petani di Dusun/ Desa Sumbersari, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, berburu hama tikus dengan cara tradisional, Sabtu (8/1/2022).
Mereka menggelar gropyokan tikus ini, karena hal ini merupakan salah satu cara efektif pengendalian hama tikus sawah yang populasinya makin meningkat. Karena tidak menggunakan bahan kimia.
Dalam gopyokan ini, tampak para petani menggunakan gas elpiji ukuran 3 kilogram dilengkapi selang dan regulatornya. Pada ujung selang yang tersambung dengan tabung elpiji tersebut, dipasangi alat sebagai semprotan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Selain itu, ada juga pompa air lengkap dengan selang plasitik yang ujungnya sudah dipasangi pipa. Pipa itulah nantinya dimasukkan pada lubang tikus ketika pompa dinyalakan dan airnya mengalir deras.
Sementara petani lain, membawa sabit, cangkul, tongkat bambu. Mereka siaga memburu tikus yang mulai keluar dari lubang, tempat persembunyiannya.
Sholifan Wahyudi (38), petani setempat mengatakan, gropyokan tikus ini dilakukan menjelang masa tanam tiba. Ini untuk menanggulangi hama tikus.
“Sebelum gropyokan, petani di sini mengawali dengan kenduren dan doa bersama, Warga dan Kepala Desa sudah berkumpul di sini sejak pukul 06.00 WIB tadi,” katanya kepada FaktaJombang.com di lokasi.
Sementara ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Sumbersari, Kecamatan Megaluh, Purnomo berharap, kegiatan gropyokan tikus ini bisa mengurangi hama tikus. Disamping itu, kegiatan ini juga sarana warga guyub rukun.
“Semoga gropyokan ini bisa mengurangi hama tikus, dan hasil panen para petani di Desa Sumbersari bisa maksimal,” ucapnya.
Kepala Desa (Kades) Sumbersari, Hariyanto membenarkan, setiap kali masa tanam tiba, petani di desanya kompak mengadakan gropyokan tikus secara serentak.
Pihaknya juga berharap, gropyokan tikus ini terus digalakkan petani di desa Sumbersari. Selain agar hasil panen nantinya bisa melimpah, juga diharapkan menjadi sarana kerukunan antar warga.
“Terus terang, hama tikus adalah salah satu momok bagi petani. Gropyokan ini mudah-mudahan membantu meringankan beban petani. Selama ini, petani sering mengeluhkan hama tikus yang kerap menyerang tanaman, sehingga hasil panen tidak maksimal,” pungkasnya. *)