FaktaJombang.com – Puluhan orang tampak berkerumun di sebuah lokasi belakang rumah warga di Dusun Kapas, Desa Dukuhklopo, Kecamata Peterongan, Kabupaten Jombang, Minggu (7/3/2021) sekitar pukul 15.00 WIB. Padahal, masa pandemi Covid-19 belum dinyatakan berakhir.
Pantauan di lokasi, puluhan orang tersebut didominasi laki-laki. Mereka tampak tidak mengindahkan protokol kesehatan (Prokes) Covid-19, yakni bermasker atau menjaga jarak.
Posisi mereka, rata-rata berdiri membentuk sebuah lingkaran. Ternyata, di tengah lingkaran kerumunan itu, terdapat dua ayam sedang bertarung. Karuan saja, mata mereka tertuju pada laga dua ayam tersebut. Juga terdengar teriakan keras saling sahut di antara mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sejumlah orang di situ, tampak sesekali menyodorkan lembaran uang. “Ya mereka bertaruh,” celetuk seseorang yang berada di lokasi.
Masih di area itu, juga tampak sejumlah kurungan besar yang di dalamnya terdapat ayam jago petarung. Ada pula kurungan yang kosong isinya. Dimungkinkan, ayamnya sedang sabung atau dipersiapkan untuk bertarung.
Yang nyeleneh pada arena judi sabung ayam di situ, tidak adanya atap laiknya tempat yang biasa disebut kalangan. Namun, di beberapa titik terdapat bambu yang tertancap dan ada yang melintang di atas. Selain itu, ada terpal warna oranye di atas dengan posisi menggelantung.
“Terpal itu untuk atap. Kalau hujan turun, atapnya baru dipasang. Kalau nggak hujan, ya terbuka begini,” sambungnya. Namun, dia tidak mau menyebut namanya.
Ditanya apakah hal itu, untuk mengelabui pihak penegak hukum. “Wah, nggak tahu kalau itu,” singkatnya.
Tak jauh dari tempat laga ayam, juga ada kerumunan. Hanya saja, mereka rata-rata duduk atau jongkok. Rupanya, mereka di situ sedang beraktivitas judi jenis dadu. Sama halnya di sebelah, tampak di antara mereka menyodorkan lembaran uang. Sejurus kemudian, seseorang mulai memainkan dadu.
Sementara itu, seorang warga setempat mengatakan, arena perjudian sabung ayam tersebut sudah berlangsung cukup lama, sekitar dua bulanan ini. Rata-rata, tempat ini dikunjungi banyak warga mulai pukul 14.00 WIB.
“Sekitar dua bulanan lebih ramai begitu. Kalau sabung ayamnya nggak pasti, tergantung berapa banyak ayam jago yang bertarung. Kadang selesai jam 20.00, kadang jam 21.00 WIB. Tapi kalau judi dadu-nya biasanya sampai pagi,” paparnya sambil berpesan namanya tidak disebut di media massa.
Sumber ini juga berharap, agar aparat penegak hukum bertindak tegas. Menurutnya, selain meresahkan, aktivitasnya sangat kontras dengan penegakan protokol kesehatan (Prokes) Covid-19.
“Harapannya sih, penegak hukum bisa turun ke sini dan menutup tempat perjudian sabung ayam dan dadu itu. Katanya juga sedang Covid-19, lha buktinya bagaimana,” pungkasnya. (bd/nas)