FaktaJombang.com – Khalayak tentu masih ingat video viral di media sosial (Medsos) menayangkan sejumlah warga menandu orang sakit dan berjalan puluhan kilometer menyusuri jalan berlumpur dan licin di Jombang.
Peristiwa yang terjadi di Dusun Rapahombo, Desa Pojokklitih, Kecamatan Plandaan, Kabupaten Jombang ini mematik keprihatinan masyarakat. Sementara Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jombang, tampaknya kesulitan membuka akses jalan menuju dusun Rapahombo.
Dusun terpencil yang dihuni sekitar 28 Kepala Keluarga (KK) itu memang cenderung terisolasi. Sebab, dusun itu dikelilingi hutan milik Perhutani dan terpisah jauh dengan desa lainya. Bahkan, jalan yang dipakai selama ini juga milik Perhutani.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Jombang, Agus Purnomo mengakui, sejauh ini pihaknya tidak bisa berbuat banyak untuk membuat akses jalan di Dusun Rapahombo. Terlebih, akses keluar menuju desa terdekat pun melintasi kawasan hutan milik pemerintah.
“Ketika melewati kawasan Perhutani otomatis Pemkab Jombang tidak bisa membuat akses jalan di sana. Kecuali ada MOU (Memorandum of Understanding) dengan Perhutani,” kata Agus Purnomo, Jumat (1/4/2021) melalui ponselnya.
Agus Purnomo menjelaskan, memang sampai saat ini Pemkab Jombang belum pernah membuat kesepakatan dengan Perusahaan Umum (Perum) Perhutani. Sebab, upaya itu pun butuh waktu yang tidak sebentar.
Meski demikian, saat ini pihaknya sudah berangan-angan membangun akses jalan baru menuju Jipurapah, desa terdekat dari Dusun Rapahombo itu.
“Kalau kita untuk membuat akses jalan prosesnya panjang, sama dengan Pemkab Jombang memasukkan tiang listrik ke desa Klitih, prosesnya panjang,” tandasnya.
Sementara, Kepala Dinas PUPR Jombang Bayu Pancoroadi menjelaskan, bagaimana teknis pembangunan akses jalan menuju Dusun Rapahombo, bisa dimulai.
Proses ini tentunya akan dilakukan jika seluruh prasyarat maupun ketentuan, termasuk nota kesepahaman alias MOU (Memorandum of Undertanding) sudah terjadi antara Pemkab Jombang dan Perum Perhutani.
Maka, pembangunan jalan pertama yang akan dibuka adalah jalan makadam. Panjangnya mencapai 8 hingga 10 kilometer yang akan menghubungkan ke Desa Jipurapah.
“Tidak bisa langsung hotmix, minimal makadam dulu. Jadi kalau mau bangun hotmix minimal ada makadam dulu untuk membuka jalannya, baru kemudian hotmix atau lapen atau rigid sebagai pondasi dari jalan itu sendiri,” tandas Bayu.
Seperti diketahui, baru-baru ini viral di media sosial seorang warga Dusun Rapahombo yang mengalami sakit harus ditandu puluhan warga menuju ke rumah sakit.
Warga bernama Sigun (62) itu harus menunggu sehari penuh untuk hisa mendapatkan pertolongan medis di RSI Jombang.
Sigun dibawa dengan tandu yang terbuat dari beberapa lembar kain sarung dan sepotong kayu melintasi kawasan hutan dan jalan berlumpur selama 2-3 jam lamanya.
“Kami melintasi wilayah Nganjuk dulu baru bisa ke Jombang karena lebih dekat dan cepat, kalau lewat Jombang sendiri malah lama bisa 5 sampai 6 jam baru keluar hutan,” kata Mustain, menantu Sigun.
Sebelumnya, kondisi yang sama. seorang ibu hamil yang hendak melahirkan yang juga harus dibawa dengan tandu menuju agar bisa mendapatkan pertolongan.
“Yang kami minta hanya jalan saja, bukan lainnya,” pungkas Mustain. *)
Baca sebelumnya:
Dramatis, Warga di Jombang Berjalan 2 Jam Sisir Jalan Berlumpur Selamatkan Kakek Sakit Pakai Tandu