Perajin Tahu di Plosogeneng Jombang Siasati Ukuran Tahu dan Batasi Produksi

perajin tahu di plosogeneng jombang
Perajin tahu di Desa Plosogeneng, Kecamatan/Kabupaten Jombang yang masih memproduksi di tengah melonjaknya harga kedelai.

FaktaJombang.com – Lonjakan harga kedelai yang mengakibatkan sejumlah perajin tahu di Jombang mogok produksi, ternyata masih ada sejumlah perajin tahu yang masih bertahan memproduksi.

Seperti diungkap Saiful, perajin tahu di Dusun Plosokendal, Desa Plosogeneng, Kecamatan/ Kabupaten Jombang. Ia bertahan memproduksi tahu bukan untuk nekat merugi. Untuk menyiasati tetap untung dan karyawan tetap bekerja, dia memilih memperkecil ukuran tahu dan membatasi jumlah produksi.

“Iya, semenjak harga kedelai naik bulan kemarin (Januari 2022), kami tetap produksi sampai sekarang. Untuk mengatasi kerugian, kami mengurangi ukuran tahu dan jumlah produksi tahu tiap harinya,” ujar Saiful ke sejumlah wartawan, Selasa (22/2/2022).

Biasanya, lanjutnya, ukuran tahu satu kotak besar diiris menjadi 30 biji kotak kecil, dan menghasilkan ukuran 50 sentimeter persegi. “Saat harga kedelai naik, irisannya menjadi 32 tahu. Jadi ukurannya lebih kecil dari biasanya,” katanya.

Untuk produksinya, biasanya menghabiskan 42 kilogram kedelai per hari. Kali ini, Saiful mengatakan, turun 6 kilogram menjadi 36 kilogram kedelai. Ia memastikan, ukuran tahu terbaru tidak merubah harga tahu yang dijual di pasaran.

“Tidak sampai merubah harga jual. Ya cuma ukurannya diperkecil dan mengurangi isi kedelai saja. Karena kami juga kasihan para pelanggan. Dan kami, juga harus memperhatikan kondisi karyawan di sini juga,” paparnya.

Meski disiasati begitu, Saiful mengaku masih merasakan turunnya omzet setiap harinya. “Pasti menurun, biasanya pemasukan 150, sekarang jadi 100,” sebutnya.

Ia berharap, pemerintah bisa mengatasi persoalan lonjakan harga kedelai sebagai bahan baku pembuatan tahu dan tempe. “Harapan kami, ya agar pemerintah cepat menstabilkan harga kedelai ini,” pungkasnya.

Senada juga dikatakan Agus Muslim, perajin tahu yang letak produksinya tidak jauh dari Saiful ini. Agus juga mengaku, tetap bertahan memproduksi tahu, namun ukuran tahunya lebih kecil.

“Tetap produksi, tapi lebih kecil ukuran tahunya. Kalau untuk jumlah produksi tidak sampai mengurangi, karena kalau produksi tahu di sini itu banyak. Sekali masak 18 kilogram kedelai, biasanya setiap hari sampai 50 kali masak,” jelas Saiful.

Dikatakan Agus Muslim, ukuran tahu miliknya menjadi 30 irisan kotak persegi. Biasanya, Agus mengatakan, satu kotak tahu ukuran besar diiris menjadi 28 biji tahu.

“Kalau pengiriman kami juga lokalan, masih di daerah Jombang. Kalau pemasukan ya menurun, biasanya per masak itu dapat Rp 60 ribu, kini jadi Rp 40 ribu, begitu,” katanya.

Agus juga berharap sama, yakni agar harga kedelai kembali normal, “Semoga saja kondisi ini cepat teratasi,” pungkasnya.

Sekedar diketahui bahwa harga kedelai kini masih alami kenaikan, yakni Rp 11 ribu perkilogram. Sementara satu bulan yang lalu diketahui masih seharga Rp 9.500 per kilogram kedelai. *)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *