Permintaan Lesu, Perajin Anyaman di Segodorejo Jombang Keluhkan Harga Bambu Naik

- Redaksi

Sabtu, 13 November 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Mistikah, perajin anyaman bambu Dusun Telungrejo, Desa Segodorejo, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang.

Mistikah, perajin anyaman bambu Dusun Telungrejo, Desa Segodorejo, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang.

FaktaJombang.com – Perajin anyaman bambu di Dusun Telungrejo, Desa Segodorejo, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang, dirundung problem. Yakni, merosotnya permintaan pasar, dan naiknya harga bambu sebagai bahan baku.

Kondisi ini dikatakan Miskan, seorang warga setempat yang masih setia menjalani bisnis membuat perkakas rumah tangga dari anyaman bambu.

Diakuinya, pendapatan dari bisnis kerajinan tersebut merosot tajam sejak pandemi Covid-19 melanda. Menyusul, permintaan pasar berkurang drastis. “Selain berkurangnya permintaan, harga bambu, naik,” katanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Di teras rumahnya, pada Sabtu (13/11/2021), tampak dua tumpukan keranjang dari anyaman bambu hasil karyanya. Kendati sudah menumpuk, Miskan tetap saja konsentrasi menganyam hingga satu buah keranjang, dirampungkan. Setelah itu, keranjang itu dia letakkan di atas sendiri.

Baca Juga:  Jalan Berlubang, Warga Kedungpapar Jombang Tanami Pohon Pisang

“Garapan ini saya selesaikan karena bahannya sudah siap. Eman kalau nggak segera diselesaikan,” katanya.

Miskan juga mengaku, keranjang karyanya yang sudah menumpuk itu bukanlah pesanan orang. Ia terus menganyam hanya sebagai stok. Bila ada permintaan mendadak, dia bisa langsung mengirimnya, tanpa repot-repot diburu waktu untuk menyelesaikan.

“Kalau nganggur nggak enak. Makanya terus menganyam, meski belum ada pemesan. Harapannya sih, ada permintaan,” ujar Miskan.

Meski terus menganyam, ia mengaku tidak rugi. Karena bahan baku yang saat ini dia kerjakan, adalah sisa kulakan sebelumnya yang harganya naik tapi belum signifikan.

“Ketika bahan yang ini habis, itu yang bikin pusing. Karena kulakan bahan baku selanjutnya, harganya naik. Sedangkan harga keranjang, tetap,” ungkapnya.

Baca Juga:  Harga Cabai Rawit di Tingkat Petani Jombang, Anjlok

Miskan mengatakan, situasi seperti ini sangat berbeda dibanding lima tahun lalu. “Kalau lima tahun lalum kami masih gampang memasarkan produk anyaman bambu yang kami buat ini. Sekarang, susah,” keluh pria yang sudah puluhan tahun bekerja sebagai perajin anyaman bambu ini.

Senada yang dikatakan Mistikah, tetangganya. Perempuan yang saat itu menganyam menjadi tampah ini juga mengeluhkan naiknya harga bahan baku. Sementara, harga produknya tetap stagnan.

Disamping itu, kata dia, permintaan terhadap produk anyaman bambu sedang lesu. “Tampah yang saya kerjakan saat ini, ya menumpuk begini. Karena belum ada pesanan,” kata Mistikah di sela-sela menganyam di kediamannya.

Ditanya soal harga, tampah hasil karyanya itu biasanya dikulak sebesar Rp 3,700 per biji. “Biasanya, dijual di pasar seharga Rp 4 ribu,” tuturnya.

Baca Juga:  Warung Buka Sore Lalu Kena Denda PPKM Darurat, Getirnya Pedagang di Jombang

Mistikah juga mengakui, sulitnya menjual hasil kerajinan anyaman bambu zaman sekarang dibanding beberapa tahun lalu. “Lha nggeh, menjualnya tidak seperti dulu. Dulu sih mudah. Kalau sekarang, permintaan jauh berkurang,” ujarnya.

Atas problem yang dihadapinya, baik Miskan maupun Mistikah berharap, ada campur tangan pemerintah untuk memberikan solusi. Setidaknya, mencarikan peluang pasar agar laku jual signifikan. Serta memberikan alternatif agar kerajinan anyaman bambu bernilai jual tinggi.

“Ya kami ini kan masyarakat kecil. Kalau saja semua harga naik, lalu kapan ya harga produk anyaman bambu ini juga naik. Paling tidak, kami ini diberi jalan keluar agar laku jual tinggi,” pungkas Mistikah. *)

Berita Terkait

APPSI Jombang Gelar Gebyar Ramadan di Pasar Ngrawan, Beragam Menu Buka Puasa Sekaligus Ngabuburit
Resmikan Gedung J6 Project, Bupati Jombang Doakan Cheil Jedang Indonesia Makin Berkibar
Keren, 112 Pelaku Usaha Mikro Kecil di Jombang Terima Sertifikat Halal
Karang Taruna Jombang Dampingi UMKM Peroleh Sertifikat Halal
Kopi Excelsa Wonosalam Jombang Diekspor ke Malaysia, Perdana 12 Ton
Ada Hotel Kucing di Jombang, Solusi Saat Hewan Piaraan Ditinggal Mudik
Sempat Mandek Akibat Pandemi, Perajin Lampion Lebaran di Jombang Banjir Pesanan
Harga Telur di Jombang Naik Rp 2 Ribu, Peternak Tak Untung, Kok Bisa?

Berita Terkait

Kamis, 27 Februari 2025 - 20:18 WIB

APPSI Jombang Gelar Gebyar Ramadan di Pasar Ngrawan, Beragam Menu Buka Puasa Sekaligus Ngabuburit

Rabu, 21 Desember 2022 - 20:34 WIB

Resmikan Gedung J6 Project, Bupati Jombang Doakan Cheil Jedang Indonesia Makin Berkibar

Selasa, 18 Oktober 2022 - 08:48 WIB

Keren, 112 Pelaku Usaha Mikro Kecil di Jombang Terima Sertifikat Halal

Jumat, 2 September 2022 - 09:02 WIB

Karang Taruna Jombang Dampingi UMKM Peroleh Sertifikat Halal

Selasa, 10 Mei 2022 - 18:33 WIB

Kopi Excelsa Wonosalam Jombang Diekspor ke Malaysia, Perdana 12 Ton

Berita Terbaru

Tiga tersangka kasus penydia kamar kos untuk mesum bertarif per jam saat diamankan di Polsek Jombang Kota.

Hukum & Kriminal

Kamar Kos Jam-jaman Untuk Mesum di Jombang Digerebek, Tiga Pria Diamankan

Minggu, 9 Mar 2025 - 22:31 WIB

Dua terduga pelaku yang tega menyetubihi anak di bawah umur, saat diamankan di Polres Jombang.

Hukum & Kriminal

Setubuhi Bocah Bawah Umur, Dua Pemuda di Jombang Dijebloskan Sel Tahanan

Minggu, 16 Feb 2025 - 12:14 WIB