FaktaJombang.com – Entah apa pemicunya secara pasti, Yusuf Sholichudin (50) warga Jalan Jayabaya, Kelurahan Kepanjen, Kecamatan/ Kabupaten Jombang, Jawa Timur, memutuskan mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.
Korban ditemukan tergantung di dapur rumah tersebut pada Jumat (3/9/2021) malam, sekitar pukul 21.15 WIB. Setiap harinya, korban memang tinggal di rumah saudaranya di Jalan Jayabaya tersebut.
Kapolsek Jombang Kota, AKP Bambang Setiyobudi mengatakan, korban ditemukan meninggal dengan cara gantung diri oleh Yunita EN, keponakannya, saat dia menuju dapur hendak memasak air.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Korban ini tinggal di rumah saudaranya. Ia ditemukan tergantung oleh keponakannya,” kata Bambang Setiyobudi, Sabtu (4/9/2021).
Dijelaskannya, sebelum ditemukan gantung diri, sekitar pukul 19.00 WIB, korban masih meminta dibuatkan bubur oleh Titik, ibunya Yunita.
Setelah bubur pesanannya matang, Titik kemudian menyerahkan ke korban. “Kata pihak keluarga, korban minta dibuatkan bubur. Dan korban memakannya dengan lahap,” ujarnya.
Dua jam lebih kemudian, Yunita pergi ke dapur bermaksud untuk memasak air. Kaget bukan kepalang, begitu Yunita melihat pamannya sudah dalam posisi gantung diri.
Polisi yang tiba di lokasi kejadian setelah mendapatkan laporan, segera mengevakuasi jenazah korban ke kamar mayat RSUD Jombang. Selain melakukan olah TKP, polisi juga meminta keterangan sejumlah saksi.
Selain itu, polisi mengamankan barang bukti berupa, tali tampar warna hijau sepanjang 3 meter yang digunakan korban mengakhiri hidupnya, serta sepasang sandal jepit warna kuning.
“Dari visum petugas RSUD Jombang, diketahui tidak ada tanda-tanda bekas kekerasan pada tubuh korban,” tandasnya.
Berdasarkan keterangan sejumlah saksi, tidak ada gelagat aneh yang ditunjukkan korban sebelumnya. Hanya saja dimungkinkan, korban mengalami frustasi atau depresi lantaran penyakit yang dideritanya tak kunjung sembuh.
“Korban menderita sakit lambung. Terakhir kali check up seminggu lalu. Besar kemungkinan, korban mengakhiri hidupnya karena sakitnya tak kunjung sembuh,” pungkas Bambang Setiyobudi. *)