FaktaJombang.com – Proyek pembangun sumur dangkal senilai Rp 25 juta di Dusun Banjarkerep, Desa Banjardowo, Kabupaten Jombang, merupakan program ‘Jombang Berkadang’ tahun 2021.
Hal itu diketahui pada prasasti proyek dengan volume 1 unit yang dikerjakan Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) Desa Banjardowo.
Namun, siapakah yang mengawasi proyek tersebut agar berlangsung sesuai harapan, tampaknya masih remang-remang. Pasalnya, hingga saat ini, leading sector proyek dari visi misi Bupati dan Wakil Bupati Jombang ini belum diketahui.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kepala Bidang Pembangunan pada Dinas Pemberdayaan dan Masyarakat Desa (DPMD) Kabupaten Jombang, Evi Setyorini mengatakan, leading sector program Jombang Berkadang yakni Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan organsasi perangkat daerah (OPD) sesuai pekerjaannya.
“Jomabng Berkadang leading sectornya Bappeda dan OPD verifikasi sesuai pekerjaan,” jawabnya, saat dikonfirmasi lewat pesan WhatsApp, Selasa (26/4/2022).
Hanya saja, pihaknya tidak menjelaskan secara rinci nama OPD yang memverifikasi sesuai pekerjaan yang dia maksud.
Diberitakan sebelumnya, bantuan pembangunan sumur dangkal di Dusun Banjarkerep, Desa Banjardowo, Kecamatan/ Kabupaten Jombang, hingga Senin (25/4/2022) ini, belum bisa dinikmati petani desa setempat.
Pasalnya, proyek sumur dangkal tersebut tidak ada diesel atau mesin pompa air-nya. Padahal, proyek tersebut dikerjakan pada tahun 2021 lalu.
“Seingat saya, dikerjakan tahun kemarin. Nah, anehnya, sampai sekarang nggak ada dieselnya. Setahu saya seharusnya ada diesel pompa airnya. Petani mau menggunakan ya nggak bisa, lha gak ada dieselnya,” kata salah satu warga setempat kepada FaktaJombang.com. Ia meminta agar namanya tidak disebutkan.
Sedangkan Kepala Dusun (Kasun) Banjarkerep, Kojin (45) membenarkan, jika dirinya terlibat dalam kegiatan sumur dangkal tersebut. Namun tidak sepenuhnya. Dirinya mengaku terlibat pada pengerjaan pengeboran sumur dan tenaga kerja.
“Untuk pengeboran dan pekerjaannya, saya yang dipasrahi. Item pengeboran, habis Rp 3 jutaan sudah keluar air,” katanya saat dikonfirmasi di kediamannya.
Soal diesel atau mesin pompa air, dia menjawab kurang tahu. Menurutnya, untuk diesel menjadi tanggungan kepala desa (Kades) Banjardowo. Ia mengaku tidak tahu, kalau diesel tersebut sudah dipenuhi atau belum.
“Karena katanya mau dibelikan pak Kades. Tapi nggak tahu sudah dibelikan atau belum. Untuk diesel, seharusnya berukuran 12 PK atau 4 dim.,” lanjutnya. *)
Baca sebelumnya: Aneh, Proyek Sumur Dangkal di Banjardowo Jombang Tanpa Diesel