FaktaJombang.com – Puluhan warga di Kota Santri, dilatih membuat produk kerajinan tangan atau handmade bernilai jual tinggi, di balai desa Jatirejo, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Kamis (16/9/2021).
Ike Norawati (38), pemateri sekaligus tutor pelatihan aksesoris ini mengatakan, pelatihan ini yakni berupa pembuatan aksesoris kalung Suspeso dari kain perca motif batik yang diikuti 30 peserta dari berbagai desa di Kabupaten Jombang.
Pelatihan ini, lanjutnya, merupakan kegiatan kedua setelah pelatihan kerajinan anyaman sintesis di Desa Krembangan, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, yang digelar Rabu (15/9/2021) kemarin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Nama kegiatan ini adalah Sinando atau Sinau Nang nDeso. Penyelenggaranya yaitu Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Provinsi Jawa Timur. Kalau yang di Krembangan kemarin juga diikuti 30 peserta,” katanya.
Ike menjelaskan, suspeso merupakan teknik menempelkan kain perca batik pada mika. Kemudian diembos atau dipanaskan serta dibentuk sebagus mungkin.
Dipilihnya kain perca, lanjut Ike, karena bagi sebagian orang, perca merupakan sesuatu yang dianggap tidak berguna. Namun, berbeda jika mendapat sentuhan kreativitas, tentunya akan diminati banyak orang, terutama kaum hawa.
“Kain perca atau pipihan batik itu sebelumnya kita kumpulkan dan para pejahit. Nah, pembentukannya itu dikombinasikan dengan bahan-bahan yang ada untuk aksesoris wanita,” katanya.
Menariknya, lanjutnya, motif suspeso tampak timbul. Hanya saja, cara membuatnya cukup ribet dan membutuhkan ketelatenan dan kesabaran. Teknik suspeso harus memotong motif kecil-kecil, ditempel dengan print film, digunting, kemudian diemboss dan dibentuk agar tampak timbul, baru kemudian disusun.
“Dengan pelatihan ini, diharapkan peserta sudah bisa membuat kalung dengan teknik suspeso. Apalagi di masa pandemi ini, tentu menjadi peluang bagus untuk menambah income keluarga,” ujar perempuan asal Desa/ Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang ini.
Ia pun mengatakan, tidak berhenti hanya sebatas pelatihan kali ini saja. Pihaknya juga akan melatih lebih detail kepada peserta yang ikut pelatihan kali ini.
“Kita latih sampai mahir. Sudah kami siapkan pelatihan lanjutan di rumah. Termasuk pemasarannya,” ungkap Ike.
Menurut Ike, modal untuk bahan aksesoris kalung suspeso ini tidak lebih dari Rp 25 ribu per item. “Jika jadi dengan hasil sangat rajin, bisa laku jual Rp 100 ribu,” pungkasnya.
Sementara Nurul Fitria (35) salah satu peserta asal Sambongdukuh, Kecamatan/ Kabupaten Jombang mengaku senang mengikuti pelatihan ini. Disamping menambah pengetahuan, dia mengatakan pelatihan sangat bermanfaat, untuk memompa kreativitas yang mampu menambah pendapatan keluarga.
Dia juga mengaku mengalami kesulitan pada awal dimulai praktik membuat kalung suspeso. Karena diakuinya cukup ribet. Namun, kesulitan yang dialaminya itu tidak berlangsung lama.
“Seperti mengguntingnya yang harus telaten. Tapi, lama-lama sudah bisa kami atasi,” ungkapnya.
Nurul juga bermaksud untuk serius latihan membuat kalung suspeso hingga mahir. Karena dia menilai produk aksesoris tersebut memiliki nilai jual dengan modal yang minim. “Ini peluang di masa pandemi. Hasil kreasi ini bisa dijual untuk pemasukan keluarga,” pungkasnya.
Sedangkan Sekretaris Desa (Sekdes) Jatirejo, Gunawan Heri Prasetyo (46) mengatakan, pelatihan yang dihelat DPMD Provinsi Jatim ini, memang sangat diharapkan. Karena bisa membantu warga memiliki usaha kreatif, di saat beberapa usaha terkena dampak pandemi Covid-19.
Dia berharap, pelatihan ini tidak hanya sekedar pelatihan saja. Namun, juga pada pemasaraannya. Pihaknya meyakini, pemasaran adalah bagian terpenting karena akan mampu mendulang dan meningkatkan perekonomian warga, terutama di Desa Jatirejo.
“Ada tujuh warga Desa Jatirejo yang ikut dalam pelatihan kali ini. Kami harapkan nantinya juga dibantu soal pemasarannya, agar bisa menjadi usaha andalan warga sini,” ungkap Gunawan. *)