Ratapan Penghuni Tanah PT KAI di Jombang; Bayar Sewa Tanpa Kwitansi, Tak Bayar Diintimidasi

- Redaksi

Kamis, 16 Desember 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Suasana hearing atau Rapat Dengar Pendapat (RDP) Paguyuban Penghuni Tanah Negara Jombang Raya (PTNJR) dengan Komisi A DPRD Jombang, Kamis (16/12/2021).

Suasana hearing atau Rapat Dengar Pendapat (RDP) Paguyuban Penghuni Tanah Negara Jombang Raya (PTNJR) dengan Komisi A DPRD Jombang, Kamis (16/12/2021).

FaktaJombang.com – Warga di 4 desa di Kabupaten Jombang, mengaku tertekan atas intimidasi oknum PT KAI (Kereta Api Indonesia). Mereka diminta membayar kembali sewa tanah yang diklaim milik PT KAI.

Sejauh ini, warga yang takut terhadap intimidasi itu, melakukan pembayaran sewa. Hanya saja, pembayaran itu tanpa disertai kwitansi sebagai bukti pembayaran. Besaran sewa per tahun bervariasi, mulai Rp 5 juta, Rp 6 juta, Rp 18 juta, Rp 30 juta, hingga 40 juta.

Jika tidak membayar uang sewa, oknum tersebut meminta warga agar mengosongkan rumah yang berdiri di tanah yang diklaim milik PT KAI.

ADVERTISEMENT

iklan buat website

SCROLL TO RESUME CONTENT

Keluhan warga yang tergabung Paguyuban Penghuni Rumah Tanah Negara (PPRTN) Jombang Raya ini diutarakan di depan Komisi A DPRD Jombang saat hearing atau Rapat Dengar Pendapat (RDP) pada Kamis (16/12/2021).

Ketua PPRTN Jombang Raya, Muhtar Jamali (44) mengatakan, paguyubannya beranggotaan sektiar 700-an orang yang kini menempati lahan yang diklaim sebagai eks kereta api tersebut.

Tujuh ratusan warga tersebut, di antaranya berada di Desa Kedungrejo Kecamatan Megaluh, Desa Bedahlawak Kecamatan Tembelang, Desa Rejoagung dan Desa Losari Kecamatan Ploso.

Baca Juga:  Tak Cukup Surat, Camat Jombang Juga Sebar Video Terkait Kelurahan Jombatan Minta THR

“Hearing dengan Komisi A DPRD Jombang ini adalah upaya kami untuk kesekian kalinya, dalam mencari solusi atas masalah yang sedang kita hadapi,” kata Muhtar Jamali.

Dikatakannya, persoalan tersebut bergejolak sejak tahun 2010. Dalam durasi lebih dari satu dekade itulah, belum ada titik terang soal kejelasan status tanah tersebut apakah benar-benar milik PT KAI. Karena hal tersebut, berkaitan dengan sirkulasi uang sewa yang dibayarkan warga penghuni tanah tersebut selama ini.

“Kami tidak mau membayar sewa kontrak, sebelum PT KAI memberikan kejelasan soal status tanah tersebut,” tandasnya.

Muhtar Jamali menyayangkan sikap oknum tersebut saat meminta uang sewa. Padahal, warga yang tergabung di paguyuban yang diketuainya itu, memiliki hak yang sama di depan hukum.

Dikatakannya, mengacu pada UU Pokok Agraria No 16 jo 53 yang menyebutkan bahwa negara tidak berhak menyewakan tanah karena negara tidak memiliki tanah. Juga UUD Pasal 33 ayat 3.

“Tindakannya ngawur. Menggedor-gedor pintu rumah saat meminta uang sewa. Bila tidak membayar sewa, kami disuruh pergi dan mengosongkan rumah. Mereka juga bilang akan dipakai orang lain. Dan mereka selalu ngotot jika tanah tersebut adalah milik PT KAI,” beber Muhtar Jamali.

Baca Juga:  Tabrak Truk di Ngepeh Jombang, Pemotor Selamat

Pihaknya juga kerapkali mempertanyakan kejelasan soal uang sewa lahan tersebut ke Kepala Sewa Kontrak, maupun Kepala Bagian Aset PT KAI, maupun legal hukum. “Mereka selalu menjawab, itu adalah oknum. Terus kami mengadu ke siapa lagi,” ucapnya.

Tidak berhenti di situ, Muhtar Jamali juga sudah beberapa kali melakukan audensi. Terakhir pada minggu lalu, pihaknya bersama pengurus paguyuban bertemu dengan PT KAI Daop 7 Madiun yang difasilitasi Pemdes Kedungrejo, Kecamatan Megaluh. Hanya saja, ujung-ujungnya tidak ada hasil.

“Kita juga menanyakan hal itu. Jawabnya apa? Mereka jawabnya, kita baru menjabat,” kata Muhtar.

Selain itu, PPRTN juga sempat mengadu ke Sekretariat Negara (Setneg), Jakarta. “Kami mendapat balasan dari Setneg dan Setneg menyurati ke instansi terkait mengenai tanah tersebut. Mereka tidak menindaklanjuti,” sambungnya.

Terlaksananya RDP dengan Komisi A DPRD Jombang tersebut, pihaknya berharap, agar Bupati Jombang dan Komisi A bisa segera menerbitkan SPPT (Surat Pemberitahuan Pajak Terutang) atas tanah yang ditinggali mereka.

Baca Juga:  IRT di Jombang Nekat Jadi Pengedar Sabu-sabu, Ngaku Dikirm Suami Sirinya

“Karena di wilayah Jombang bagian selatan sudah terbit SPPT dan tidak ditarik uang sewa. Kenapa di Jombang bagian utara tidak bisa? Harapan kami, harus bisa. Karena tanah itu milik negara, bukan milik PT KAI. Jadi kami mau membayar ke negara,” tegasnya.

Babinsa Disebut-sebut Ikut Mengawal Oknum

Muhtar Jamali juga mengatakan, dalam melakukan penarikan uang sewa ke setiap rumah warga yang tinggal di tanah yang diklaim milik PT KAI, oknum tersebut juga dikawal Babinsa.

“Mengajak Polsus dan Babinsa dari empat desa setempat. Mereka mengawal dalam penarikan,” ucap pria yang tinggal di lahan yang diklaim milik PT KAI di Desa Kedungrejo ini.

Dia menyatakan, banyak warga yang merasa ketakutan. Terutama ibu-ibu dan janda-janda. “Mereka ketakutan. Apa yang kami lakukan. Mau bayar tidak punya uang, kalau tidak membayar akan digusur disuruh pindah,” bebernya.

Disinggung apakah persoalan sudah disampaikan ke Kepala Desa (Kades) setempat. “Semua kepala desa sudah pernah kami sampaikan. Respon mereka, bukan wewenangnya. Dan mereka sendiri ketakutan. Dan mereka tidak melakukan apa-apa,” pungkasnya. *)

Follow WhatsApp Channel faktajombang.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Kisah Ibu di Jombang Dapat Hadiah Umroh di Jalan Sehat GP Ansor: “Saya Mimpi…”
Kembali Dilantik Jadi Anggota DPRD Jombang, Momen Ini Jadi Kesan Tersendiri Junita Erma Zakiyah
Pulang Kerja, Pemotor Perempuan Tertabrak Truk di Jombang
Perempuan Muda Asal Jombang Meninggal Terlindas Truk di Mojokerto
Tabrakan Motor Honda CB versus Vario di Jombang, Satu Pemotor Meninggal
Sopir Truk Asal Lamongan Meninggal Mendadak di Jombang Usai Kirim Material
Operasi Patuh Semeru 2024 di Jombang Sasar Pelajar SMP
Niat Nge-charge Handphone Malah Kesetrum, Perempuan 20 Tahun Meninggal di Jombang

Berita Terkait

Senin, 26 Agustus 2024 - 10:02 WIB

Kisah Ibu di Jombang Dapat Hadiah Umroh di Jalan Sehat GP Ansor: “Saya Mimpi…”

Kamis, 22 Agustus 2024 - 19:44 WIB

Kembali Dilantik Jadi Anggota DPRD Jombang, Momen Ini Jadi Kesan Tersendiri Junita Erma Zakiyah

Kamis, 22 Agustus 2024 - 13:26 WIB

Pulang Kerja, Pemotor Perempuan Tertabrak Truk di Jombang

Rabu, 21 Agustus 2024 - 18:45 WIB

Perempuan Muda Asal Jombang Meninggal Terlindas Truk di Mojokerto

Senin, 19 Agustus 2024 - 09:24 WIB

Tabrakan Motor Honda CB versus Vario di Jombang, Satu Pemotor Meninggal

Berita Terbaru

Petugas sedang mengumpulkan keterangan saksi di lokasi kejadian, jalan raya Desa Tejo, Kecamatan Mojoagung, Jombang.

Peristiwa

Pulang Kerja, Pemotor Perempuan Tertabrak Truk di Jombang

Kamis, 22 Agu 2024 - 13:26 WIB