DIWEK | FaktaJombang.com – Pendidik dinilai memiliki tantangan tersendiri pasca pemberlakukan pembelaran jarak jauh (PJJ) alias daring, lantaran pandemi Covid-19 lalu sekitar 2 tahun belakangan.
Utamanya, meminimalisir kegandrungan siswa/siswi terhadap fasilitas smartphone atau ponsel pintar yang dipakai saat PJJ, untuk kembali pada transformasi pendidikan berkarakter dan berakhlaqul karimah.
“Karena tidak menutup kemungkinan, peserta didik memainkan aplikasi lain usai menggunakan ponsel untuk kebutuhan PJJ kala itu,” kata Junita Erma Zakiyah, Anggota DPRD Jombang, dalam Reses bersama Kepala Raudlatul Athfal (RA) dan Taman Kanak-kanak (TK) se-Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Sabtu (30/7/2022).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sebab itu, lanjut Mbak Ita –sapaan akrabnya, dalam reses ini, pihaknya mendengarkan keluh kesah atau curhatan serta sharing atau berbagi pengalaman dan pengetahuan dengan pengelola lembaga pendidikan anak usia dini.
“Kami berpandangan, hal paling mendasar dalam pembentukan karakter, terletak saat anak masih berusia dini,” ujar politisi dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini.
Menurutnya, mengembalikan anak didik pada porsi tetap pada lingkup dunianya yakni masa bermain, sangatlah penting. Dengan begitu, anak didik usia dini akan lebih bisa berekspresi dalam lingkungan sosialnya.
“Tentu, dampaknya begitu jelas. Jika anak usia dini sudah gandrung smartphone, dia akan mengghabiskan waktu di dalam rumah. Ogah-ogahan bersosialisasi dan terkesan tidak mau mendengarkan perkataan orang tuanya,” papar ketua Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (F-PPP) DPRD Jombang ini.
Perempuan yang juga ketua Karang Taruna (Kartar) Kabupaten Jombang ini mengaku bersyukur, proses kegiatan belajar mengajar (KBM) sudah berjalan normal hingga tahun pelajaran baru 2022-2023 ini. “Semoga pandemi itu nggak datang lagi,” ucapnya.
Selain mengulas terkait tantangan guru kekinian, Mbak Ita juga menerima sejumlah masukan tentang fasilitas pendidikan yang masih kurang memadai, atau mulai rusak menganggur lantaran tidak digunakan.
“Untuk semua masukan terkait fasilitas pendidikan, kami akan segera tindaklanjuti di gedung dewan,” tandas Mbak Ita.
Tak hanya itu, Mbak Ita juga memberikan wawasan kepada peserta terkait Reses anggota dewan. Dipaparkannya, Reses merupakan masa libur sidang anggota dewan dan dimanfaatkan untuk terjun ke masyarakat. Gunanya, menyerap aspirasi di tingkat grassroot.
“Kegiatan reses ini dilakukan 3 kali selama setahun. Dan perlu kami tegaskan, Reses bukanlah kampanye. Kegiatan ini, untuk serap aspirasi masyarakat,” ungkapnya di hadapan puluhan kepala RA dan TK se-Kecamatan Diwek.
Sekedar informasi, reses Anggota DPRD Jombang, Junita Erma Zakiyah bersama puluhan Kepala RA dan TK Muslimat se-Kecamatan Diwek, berlangsung selama tiga hari di tempat berbeda. Mulai Jumat (29/7/2022) hingga Minggu (31/7/2022).
Hari pertama, dihelat di aula RA Desa Kedawong, Kecamatan Diwek. Sementara hari kedua, digelar di aula TK Muslimat Darul Ulum, Dusun Mojosongo, Desa Balongbesuk, Kecamatan Diwek, Jombang.
“Ada lagi besok. Reses kami hari terakhir. Doakan berlansung sukses dan lancar juga,” pungkasnya. *)