Ritual 15 Suro dan Keunikan Sumber Air Wisata Pandansili Ngampungan Jombang

- Redaksi

Rabu, 25 Agustus 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kades Ngampungan, Rohan bersama Kasun Ngampungan, Suparmo saat berdoa di dalam bangunan yang menaungi sumber air kolam renang Pandansili, Desa Ngampungan, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang.

Kades Ngampungan, Rohan bersama Kasun Ngampungan, Suparmo saat berdoa di dalam bangunan yang menaungi sumber air kolam renang Pandansili, Desa Ngampungan, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang.

FaktaJombang.com – Setiap tanggal 15 Suro atau Muharram, Dusun/ Desa Ngampungan, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang, punya hajat ritual tahunan. Yakni pembukaan sumber air wisata pemandian Pandansili.

Untuk bulan Suro tahun Alip 1955 ini, pembukaan pintu sumber air wisata Pandansili dihelat pada Selasa 24 Agustus 2021 malam atau bertetapan dengan 15 Muharram 1443 Hijriyah, di pendopo yang berada pelataran bangunan sumber air.

Sebelum sumber air dibuka, sejumlah warga beserta sesepuh setempat serta perangkat desa yang berkumpul di pendopo tersebut, melakukan doa dan tahlil bersama. Setelah itu, bersama-sama menyantap tumpeng, bubur, dan beragam makanan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Selang beberapa waktu, pembukaan pintu sumber air mulai dilakukan. Dirasa segala sesuatunya sudah beres termasuk sejumlah sesaji, gembok yang mengait di pintu bangunan sumber air itu pun dibuka menggunakan alat gerinda.

Pasca gembok terpotong, giliran Kepala Desa (Kades) Ngampungan, Rohan, dipersilakan membuka pintu bangunan sumber air yang dipercaya memiliki beragam khasiat ini.

Tampak di dalam bangunan itu, sumber yang airnya sebagai pasokan kolam renang Pandasili itu begitu jernih. kedalaman sumber tersebut tidak seberapa. Sekitar sampai betis orang dewasa.

Baca Juga:  Jembatan Dibangun, Warga Pakel Jombang Kini Tak Perlu Tempuh Jalan Memutar

Uniknya, meski tidak terlihat begitu dalam, namun mampu memasok kebutuhan minimal 8 meter kubik air kolam renang Pandansili. Bahkan, airnya melimpah meski di musim kemarau.

tasyakuran sumber air pandansili
Doa bersama dan tasyakuran tumpeng.

Setelah dilakukan ritual pembersihan sumber air Pandansili di dalam bangunan tersebut, pintu sumber air itu pun kembali ditutup dan digembok oleh Kasun Ngampungan, Suparmo beserta Kades Rohan.

“Untuk gemboknya, kami buang. Dan pintu ini akan dibuka kembali di tahun depan dengan cara dan ritual yang sama,” kata Suparmo, Kepala Dusun (Kasun) Ngampungan.

Dijelaskan Suparmo, maksud dibukanya sumber air Pandasili sekali setiap tahun pada tanggal 15 Suro ini, untuk membersihkan sumber air dan melestarikannya.

“Selain itu, karena sumber ini sangat bermanfaat khususnya bagi warga Ngampungan. Sumber air ini merupakan sumber penguripan (kehidupan),” katanya, usai melaksanakan ritual pembukaan pintu bangunan yang menaungi sumber Pandansili.

Untuk ritual pembukaan sumber, lanjut Suparmo, bisa saja disebut hal sakral. Karena terdapat beberapa prilaku serta sesaji yang dilakukan secara adat istiadat. Namun, tetap berinti pada permohonan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, agar warga Ngampungan selalu diberi kesehatan, dilimpahkan rezekinya, serta terhindar dari segala macam musibah.

Baca Juga:  Tiga Pemuda Ditangkap di Bareng Jombang, Satu Tersangka Barusan Beli Sabu Rp 600 Ribu

“Utamanya, agar semua warga Ngampungan seger waras, akeh (banyak) rezekine, serta guyup rukun antar sesama,” ujarnya.

Dia juga mengatakan, sumber serta tempat pemandian Pandansili ini, sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Pada zaman itu, pemerintah kolonial Belanda mendirikan pabrik karet di Desa Ngampungan. Sedangkan sumber air tersebut dimanfaatkan untuk kebutuhan pabrik tersebut.

“Selain itu, juga dibangun lokasi pemandian untuk kebutuhan mandi karyawannya,” ujarnya.

rohan kades ngampungan jombang
Kades Ngampungan, Rohan bersama Kasun Ngampungan, Suparmo, didampingi perangkat dan juru kunci.

Sementara Kepala Desa Ngampungan, Rohan mengatakan, renovasi kolam renang Pandansili dilaksanakan pada tahun 2018 melalui program inovasi desa yang diikuti Pemdes Ngampungan. Berlanjut tahun berikutnya, Pandansili bersolek dengan kucuran Dana Desa (DD) dibantu BK-Desa.

Sebelum direnovasi, kondisi kolam renang yang sudah ada sejak zaman Belanda itu dalam kondisi rusak, akibat diterjang bencana banjir.

“Ide merenovasi Pandansili ini, sebenarnya berawal dari jeritan tangis masyarakat Ngampungan yang rindu akan masa kejayaan desa ini di masa lalu. Di mana kolam renang Pandasili sempat menjadi ikon desa ini,” papar Rohan.

Kades Rohan juga menuturkan, bangunan yang menutupi sumber air Pandansili memang sengaja dilakukan. Salah satu tujuannya, untuk menghindari ulah jahil dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Baca Juga:  Ekskavasi 4, Dimensi Situs Sumberbeji Jombang Makin Jelas, Diprediksi Dibuat Pada Dinasti Song

“Upaya kami, untuk melestarikan sumber air Pandansili. Dan kami selalu berupaya untuk itu,” paparnya.

Pihaknya juga mengatakan, sangat terbuka bagi pihak atau instansi yang turut membantu membangun desa Ngampungan. Baik pemerintah dari tingkat daerah hingga pusat, pihak legislatif dari pusat sampai daerah. Bahkan, pihak eksternal seperti insan media.

“Kami berharap, semuanya ikut terlibat dalam pembangunan desa Ngampungan,” ujarnya.

Dikatakannya, keberadaan wisata air Pandansili sangat berpengaruh bagi kehidupan warga Desa Ngampungan. Salah satunya, beberapa warganya sudah menjadi pelaku wisata. Sehingga berimbas pada meningkatnya perekonomiannya.

“Seperti usaha di lingkungan wisata Pandansili hingga usaha online yang bisa menghasilkan keuntungan secara ekonomi. Alhamdulillah, sedikit demi sedikit ada peningkatan kesejahteraan,” ujarnya.

Kades Rohan juga berharap, adanya dukungan dari pemerintah kabupaten hingga pusat, baik dalam peningkatan sumber daya manusia (SDM) serta akses masuk ke wisata Pandansili.

“Utamanya, akses selular untuk jaringan internet di desa Ngampungan. Karena di sini merupakan wilayah lembah atau di bawah perbukitan sehingga sulit untuk mengakses internet. Jadi, kami sangat berharap dukungan dan bantuannya,” pungkas Rohan. *)

Tonton Videonya:

Berita Terkait

Megengan Sambut Ramadan, Ratusan Warga Kepatihan Berebut Gunungan Kue Apem
Batu ‘Mbah Mbeh’, Situs Watugaluh Jombang Peninggalan Mpu Sindok Raja Medang
Ada Sisa Anggaran, Ekskavasi Situs Pandegong Jombang Tahap Dua Bakal Diperpanjang
Ekskavasi Situs Pandegong Jombang, Potongan Arca Nandiswara Ditemukan Saat Gali Sumuran
Petilasan Eyang Tunggul Manik Tunggorono Jombang, Ada Pohon Langka Berkhasiat Sembuhkan Penyakit
Ekskavasi Situs Pandegong Menganto Jombang Dilanjutkan, Target Tampak Denah 100 Persen
Struktur Bata dan Benda Kuno Ditemukan di Sumbernongko Jombang
Dalami 6 Obyek di Jombang Diduga Cagar Budaya, BPCB Jatim Rekom 2 Lokasi Diekskavasi

Berita Terkait

Kamis, 31 Maret 2022 - 18:46 WIB

Megengan Sambut Ramadan, Ratusan Warga Kepatihan Berebut Gunungan Kue Apem

Minggu, 27 Maret 2022 - 13:44 WIB

Batu ‘Mbah Mbeh’, Situs Watugaluh Jombang Peninggalan Mpu Sindok Raja Medang

Kamis, 24 Maret 2022 - 18:25 WIB

Ada Sisa Anggaran, Ekskavasi Situs Pandegong Jombang Tahap Dua Bakal Diperpanjang

Kamis, 24 Maret 2022 - 17:16 WIB

Ekskavasi Situs Pandegong Jombang, Potongan Arca Nandiswara Ditemukan Saat Gali Sumuran

Sabtu, 19 Maret 2022 - 13:26 WIB

Petilasan Eyang Tunggul Manik Tunggorono Jombang, Ada Pohon Langka Berkhasiat Sembuhkan Penyakit

Berita Terbaru