FaktaJombang.com – Akses jalan masuk kandang ayam di Dusun Sawen, Desa Kalikejambon, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, diblokade warga. Tak tanggung-tanggung, blokade yang digunakan, berupa empat patahan balok cor diduga bekas sebuah bangunan. Juga bambu melintang laiknya portal jalan.
Keempat patahan balok cor berukuran besar itu, ditancapkan berdiri, berjarak sekitar 1 meteran. Posisinya, ditancap di tanah bahu jalan desa, persis di samping jembatan cor menuju kandang ayam.
Informasi yang diperoleh, pemblokiran akses masuk kandang ayam itu, terjadi pada Sabtu (10/4/2021) malam hingga Minggu dini hari. Hanya saja, warga yang memblokirnya, bukanlah warga terdekat. Melainkan, warga yang tinggal cukup jauh dari lokasi kandang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sebelum pemblokiran, Sabtu malam itu, warga Dusun Sawean menggeruduk kandang ayam milik Arif Rahman Hakim tersebut. Bahkan, Kepala Desa (Kades) Kalikejambon juga berada di lokasi bersama warga.
“Sebelum diblokir, pak Arif ada di lokasi kandang ayamnya menemui warga yang menggeruduk. Kalau saat pemblokiran, dia tidak berada di lokasi. Karena dia melakukan pertemuan. Nah, begitu kembali ke kandang, jalan menuju kandang sudah diblokir,” cerita Yani (55) warga setempat, Minggu (11/4/2021).
Yani mengatakan tidak tahu secara pasti, siapa saja yang melakukan pemblokiran. Ia juga , mengatakan, pemblokiran jalan masuk kandang tersebut dinilainya berlebihan. Pasalnya, warga dekat kandang ayam atau yang terdampak, tidak pernah menyoal keberdaraannya sejak 4 tahun kandang itu berdiri.
“Bagaimana tidak berlebihan, bahan blokirnya pakai balok cor berukuran besar. Saya yakin, cor itu bekas bongkaran bangunan. Padahal, warga sekitar kandang yang bias dibilang terdampak, nggak pernah mempersoalkan keberadaan kandang ayam itu,” bebernya.
Dia juga mengaku merasa aneh, jika satu kandang ayam di Dusun Sawen saja yang disoal. Sementara 3 kandang lain yang berada di Dusun Kalak, desa setempat, tidak pernah dipersoalkan.
“Bahkan, satu kandang di antara 3 kandang ayam itu, berdiri dekat permukiman. Kalau yang dua, jaraknya hampir sama dengan kandang yang di Sawen. Tapi, kenapa yang di Sawen saja yang disoal. Sedangkan 3 kandang lainnya aman-aman saja,” paparnya.
Alasan Penutupan Kandang, Dinilai Terkesan Mengada-ada
Yudi juga menceritakan, warga Dusun Sawen sudah menyoal keberadaan kandang ayam berukuran 720 meter persegi itu, sejak beberapa bulan terakhir. Namun, yang mempersoalkan bukanlah warga Sawen yang terdekat kandang.
Selain itu, kata dia, alasan warga tersebut memaksa agar kandang itu ditutup, tidak masuk akal dan terkesan mengada-ada. Padahal, posisi kandang ayam tersebut, berada di tengah sawah dan cukup jauh dari permukiman warga.
Alasan itu, selain ihwal umum keradaan serangga lalat dan bau kotoran ayam, kata dia, bunyi sound system yang ada di kandang ayam juga ikutan-ikutan disoal.
“Kan lucu, masak ada suara musik, disoal. Padahal bunyinya nggak keras. Sound itu dibunyikan tujuannya agar ayam tidak stres, ya juga buat hiburan bagi yang bekerja,” urainya.
“Nah, yang soal lalat. Truk sempat dilarang masuk saat ada panen. Alasannya ayamnya membawa lalat. Padahal, saya tahu sendiri, upaya untuk mengurangi sangat diperhatikan sama pemilik kandang,” tambahnya. *)