FaktaJombang.com – Tradisi memberi uang baru saat Hari Raya Idul Fitri kepada anak kecil, saudara, dan tetangga, menjadi peluang bisnis musiman sebagian warga. Mereka membuka lapak jasa penukaran uang baru.
Sedikitnya, terdapat 25 lapak jasa penukaran uang baru di sepanjang Jalan KH Wahid Hasyim dan Jalan Ahmad Yani, Kabupaten Jombang, Selasa (26/4/2021).
Jasa penukaran uang baru ini tidak memerlukan tempat khusus. Mereka hanya memanfaatkan bahu jalan, atau trotoar jalan sebagai tempat mangkal. Untuk tempat displai-nya, ada yang menggunakan meja berukuran kecil, dan ada pula yang memanfaatkan jok sepeda motornya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Tak pula, mereka memasang banner bertulis Jasa Penukaran Uang Baru. “Kalau tidak ada banner begini, warga atau pengguna jalan, nggak tahu kalau kita membuka jasa penukaran uang baru,” kata Bima (45) salah satu pelapak.
Pria yang lapaknya berada di kawasan Jalan A Yani ini mengatakan, membuka jasa penukaran uang baru hanya sebatas mencari keberkahan rezeki pada momen Hari Raya Idul Fitri. Di samping itu, memudahkan konsumen yang berniat menukar uang baru.
Meski ia mengakui, hingga hari ke 15 Ramadan ini, jasanya masih sepi peminat. “Masih sepi. Cuma dapat satu orang saja,” katanya, seraya menjelaskan kalau di lapaknya menyediakan uang baru pecahan Rp 2 ribu, Rp 5 ribu, Rp 10 ribu, Rp 20 ribu, hingga Rp 75 ribu.
Awal buka hingga saat ini, ia mengatakan membuka lapaknya mulai pukul 07.00 WIB hingga 17.00 WIB. Namun, durasi membuka jasa penukaran itu akan berganti, saat hari lebaran sudah diambang.
“Kalau mendekati hari raya, bisa buka sampai malam hari. Seperti tahun-tahun sebelumnya,” sambung Bima.
Ia menceritakan pengalaman sebelum lebaran 2020, di mana jasa penukaran uangnya ramai peminat, setelah hari ke-20 puasa Ramadan. Dalam durasi 9 hari itulah, katanya, merupakan puncak kepadatan aktivitas warga dalam memenuhi keputuhan lebaran.
“Setelah puasa dapat 20 hari, biasanya Tunjangan Hari Raya (THR) sudah dicairkan. Biasanya mulai ramai, banyak yang menukar uang baru,” ungkapnya.
Sementara uang yang paling banyak diburu warga, lanjutnya, adalah uang pecahan Rp 2 ribu dan 5 ribu. “Kalau pecahan di atas itu, ada juga yang nyari. Tapi nggak sebanyak pecahan dua ribu dan lima ribu,” ujarnya.
Sedangkan keuntungan yang didapat, katanya, sekitar 10 persen. Keuntungan itu pun tidak semua dia nikmati. Melainkan, berbagi hasil dengan juragannya. Menurutnya, semua pelapak jasa penukaran uang baru di Jombang ini, adalah pekerja yang ikut juragan.
“Misalkan, orang menukar uang baru sejumlah Rp 100 ribu. Maka konsumen membayarnya sebesar Rp 110 ribu. Ya, bagi hasil dengan juragan. Lumayanlah, bisa untuk kebutuhan sehari-hari, syukur-syukur bisa buat lebaran,” rincinya.
Dia berharap, lebaran tahun 2021 ini, prospek jasa penukaran uang baru tidak seperti lebaran tahun kemarin yang sepi peminat karena terdampak pandemi Covid-19.
“Meski larangan mudik kembali berlaku pada lebaran tahun ini, semoga saja tahun ini bisa ramai kembali seperti tahun-tahun sebelumnya,” harapnya memungkasi. *)