JOMBANG | FaktaJombang.com – Tahun pelajaran 2022-2023 ini, Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 3 Ponpes Bahrul Ulum Tambakberas, Kabupaten Jombang, mulai menerapkan kurukulum baru yakni Implementasi Kurikulum Merdeka.
Kepala MTsN 3 Jombang, H Moch Syuaib membenarkan madrasah yang dipimpinnya ini merupakan salah satu madrasah di Jombang yang ditetapkan menerapkan kurikululum baru mulai tahun pelajaran 2022-2023 ini.
“Ini sesuai dengan KMA (Keputusan Menteri Agama) No 347 Tahun 2022,” kata Moch Syuaib, di ruangannya, Sabtu (16/7/2022).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Karenanya, sejumlah persiapan mulai dilaksanakan MTsN 3 Jombang, di antaranya menggelar Diklat Implementasi Kurikulum Merdeka II, selama 5 hari di gedung KH Abdul Wahab Chasbullah, MTsN setempat, mulai 12 Juli hingga 16 Juli 2022.
Diklat ini, bekerjasama dengan Universitas Islam Maulana Malik Ibrahim Malang, Ikatan Keluarga Alumni Tsanawiyah Bahrul Ulum (IKASANBA) dan Ikatan Keluarga Alumni Madrasah Aliyah Negeri Tambakberas (IKAMANTAB).
“Sebelum diklat hari ini, sebanyak 40 guru mengikuti diklat di Balai Diklat Keagamaan Surabaya pada tanggal 2 sampai 7 Juli 2022. Untuk diklat hari ini, diikuti 147. Jadi total yang ikut diklat sebanyak 187 guru,” rinci kepala madrasah yang tahun ini memiliki 2.650 peserta didik ini.
Pihaknya juga mengatakan, persiapan implementasi kurikulum baru ini terbilang lebih matang. Sehingga, penerapan Kurikulum Merdeka akan mulai diterapkan pada tahun ini. Selain itu, hal itu ditopang dari sejumlah alumni Ponpes Bahrul Ulum Tambakberas yang telah menjadi guru besar.
“Di mana salah satu dari alumni ini, saat ini dipercaya ikut merumuskan peraturan pemerintah terkait dengan pelaksanaan implementasi kurikulum di Indonesia,” ujarnya.
Dikatakannya, target implementasi kurikulum merdeka di MTsN 3 Jombang untuk tahun pelajaran ini, pihaknya menekankan akan terus belajar menyiapkan diri, serta mengikuti regulasi yang berlaku.
“Ini demi meningkatkan kualtias siswa-siswi MTsN 3 Jombang menjadi madrasah yang hebat dan martabat, madrasah yang penuh prestasi,” kata Moch Syuaib.
Disamping penerapan kurikulum baru, Moch Syuaib juga menekankan, agar dewan guru tetap mengedepankan pelayanan menuju siswa-siswi berprestasi di segala bidang kegiatan, baik KSM, Porseni, maupun Olimpiade.
“Sejak 2016-2017, MTsN 3 Jombang ini mencanangkan go internasional, kita kenalkan bagaimana berinteraksi dan belajar dengan beberapa negara. Yang nantinya, peserta didik mampu berdakwah di tingkat internasional,” tandasnya.
Untuk prestasi yang telah diraih, urai Moch Syuaib, di antaranya juara lomba karate di Malaysia. Juara 1 dan 2 kompetisi robotik internasional di Singapura, Malaysia dan Thailand. Juga juara 2 dan 3 Olimpiade Matematika di Singapura.
“Siswa-siswi juga meraih prestasi juara 2 kompetisi robotik madrasah tingkat nasional yang digelar Kemenag, dan berbagai prestasi yang bisa membawa madrasah ini dipercaya atau diberi reward dari Kemenag melalui Direktur KSKK. Di antaranya, bantuan SBSN tahun 2019, 2021 dan 2022,” jelasnya.
“Semua ini berkah dari kiai dan ibu nyai, muasis Ponpes Bahrul Ulum. Kami juga berterima kasih kepada pemerintah, dalam hal ini Kemenag yang telah memperhatikan pengajuan kami,” pungkasnya.
Sementara itu, salah satu pemateri Diklat Kurikulum Merdeka Tahap II, Dr Asy’ari mengatakan, diklat ini digelar lantaran MTsN 3 Jombang merupakan salah satu pelaksana resmi kurikulum baru.
“Para alumni yang jadi professor, menjadi narasumber semua di sini. Sebelumnya, ada pelatihan dengan balai diklat selama 5 hari juga. Jadi memang ini persiapan maksimal untuk bisa lancar dalam melakukan implementasi kurikulum merdeka,” katanya.
Pihaknya menganggap, persiapan tersebut tidak gampang dan cukup melelahkan. Mengingat, jumlah peserta didik MTsN 3 Jombang yang mencapai 2.650 serta 187 dewan guru. “Tapi, bisa diatasi oleh madrasah ini,” ujar pengawas dari Kemanag ini.
Disinggung perbedaan antara kurikulum merdeka dengan Kurkulum 2013, Dr Asy’ari menjelaskan, jika konten pada kurikulum baru dengan sebelumnya, sebenarnya hampir sama.
“Tapi prosesnya. Yang baru itu ada penguatan karakter melalui profil pelajar Pancasila. Kalau di Kemenag, itu profil pelajar Rahmatan Lil ‘Alamiin, akhlaqul karimah-nya,” paparnya.
Dikatakannya, pandemi Covid-19 selama dua tahun membawa dampak tersendiri dalam dunia pendidikan yang dikenal dengan istilah Learning Loss. Di mana, banyak peserta didik gagal dalam hal pendidikan dan karakter.
“Ya karena tidak sekolah dan tidak ketemu guru atau tatap muka. Itu salah satu penyebab munculnya kurikulum baru ini,” jelasnya.
Dr Asy’ari menilai, MTsN 3 Tambakberas Jombang sudah memiliki kesiapan matang untuk menerapkan kurikulum merdeka.
“Secara sumberdaya sudah siap. Tapi tentu tidak bisa langsung sempurna karena memang ini tahun pertama. Sifatnya piloting itu kalau dalam bahasa kita sama dengan berlatih, tapi resmi. Raportnya resmi dan dipertanggung jawabkan ke negara. Negeri maupun swasta, sama untuk pelaksanaannya,” jawabnya.
Ditanya apakah kurikulum merdeka lebih baik dari kurikulum sebelumnya, Dr Asy’ari menjawab, hal itu tidak bisa diukur dalam waktu dekat.
“Belum bisa diukur. Nanti hasilnya, setelah 5 sampai 6 tahun baru kelihatan. Tapi yang namanya perubahan, tentu punya visi lebih baik,” pungkasnya.
Tonton Videonya: