FaktaJombang.com – Jalan penghubung antara Desa Trawasan, Kecamatan Sumobito dengan Desa Senden, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang, makin menyempit. Pasalnya, sungai yang berada di pinggir jalan tersebut makin melebar.
Informasi yang diperoleh, kondisi sungai makin melebar tersebut akibat derasnya arus air, sehingga menggerus tanah yang berbatasan langsung dengan jalan. Bahkan, aspal jalan mulai tergerus arus air sungai.
Kepala Desa (Kades) Trawasan, Kaisar Asadi membenarkan, kondisi sungai tersebut makin melebar. Dikatakannya, dulu sungai tersebut selesar 2 meter. Namun, saat ini menjadi sekitar 4 meter-an.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Benar, jalan di sini mulai menyempit dan sungainya makin lebar. Penyangga jalan juga habis tergerus air. Bahkan, aspal jalan juga mulai tergerus,” kata Kaisar Asadi di lokasi, Rabu (22/12/2021)
Ia mengaku kerapkali mendapat keluhan warganya terkait kondisi tersebut, karena dinilai cukup membahayakan pengguna jalan. Pihaknya juga mengatakan, sudah mengecek kondisi jalan yang makin hari makin menyempit tersebut.
“Penyangga jalan yang tergerus air sungai sekitar 50 meter. Yang paling bahaya itu di tikungan jalan ini. Di titik inilah paling parah,” ujarnya, seraya menujukkan titik yang dimaksud.
Di titik lokasi tersebut, lanjut Kaisar Asadi, sempat terjadi insiden kecelakaan. Apalagi, di lokasi ini banyak rerimbunan rumput liar dan pohon, yang cukup mengganggu jarak pandang pengguna jalan.
“Saat itu, ada dua mobil yang berpapasan di tikungan jalan ini. Karena jalannya sempit, akibatnya terjadi kecelakaan, meskipun insiden kecil,” ceritanya.
Atas kondisi tersebut, pihaknya mengaku sudah melapor ke dinas terkait, agar dibangun plengsengan atau tembok penahan tanah (TPT). Mengingat, kondisi jalan makin hari makin tergerus derasnya arus air sungai.
“Tapi sampai saat ini belum ada respon. Juga belum disurvei. Kami harap, ya segera ditindaklanjuti lah,” ujarnya.
Sementara itu, seorang pengguna jalan mengaku sempat nyaris terjatuh dari sepeda motornya saat melintas di jalan tersebut. Saat itu, dirinya berpapasan dengan mobil yang melaju dari arah berlawanan.
“Sekitar 17 hari lalu, saya hampir jatuh di situ. Waktu itu, saya naik sepeda motor dan ada mobil lewat. Terus saya minggir. Alhamdulillah, saya sadar terlalu minggir dan saya berhenti,” ungkapnya.
Menurutnya, rerimbunan tumbuhan di pinggir sungai yang berbatasan dengan jalan tersebut sempat hendak dibersihkan.
“Pak Kades sempat mengajak gotong royong untuk membersihkan tumbuhan itu, tapi nggak ada yang mau. Bayar orang juga nggak ada yang mau. Alasannya takut, karena di sungai itu terkenal angker,” pungkasnya. *)