FaktaJombang.com – Sebanyak 7 orang, pada Rabu (26/5/2021), menjalani tes wawancara di balai desa Sumberagung, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Mereka satu persatu beradu pengetahuan dan wawasan di hadapan Kepala Desa (Kades) setempat dalam memperebutkan tiga kursi perangkat desa setempat yang kosong. Yakni, Kepala Urusan (Kaur) Tata Usaha dan Umum, kemudian Kepala Seksi (Kasi) Pemerintahan.
Sehari sebelumnya, yakni Selasa (25/5/2021), ketujuh calon perangkat tersebut menjalani ujian tulis berbaasis CAT (Computer Assisted Test) di Surabaya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dari dua ujian CAT dan wawancara tersebut, akan diketahui siapakah yang meraih nilai tertinggi, sekaligus layak menduduki masing-masing jabatan di Pemerintahan Desa (Pemdes) tersebut.
“Tes wawancara yang digelar saat ini, adalah bagian terakhir dari proses penjaringan perangkat desa. Sebelumnya, ketujuh calon tersebut sudah melalui tahapan-tahapan lain,” kata Budiman, panitia seleksi perangkat desa Sumberagung di sela-sela pelaksanaan tes wawancara.
Dari tujuh calon perangkat tersebut, empat orang di antaranya memperebutkan kursi jabatan Kaur Tata Usaha dan Umum. Dan tiga calon sisanya, berebut berebut posisi Kasi Pemerintahan.
“Semua pendaftar seleksi perangkat desa ini adalah warga sini. Waga desa Sumberagung,” sambung Budiman.
Sementara Kepala Desa (Kades) Sumberagung, Indiharto mengatakan, tes wawancara ini untuk mengukur kemampuan masing-masing calon perangkat.
Sebagai perangkat desa, lanjutnya, tugas mereka tidak hanya mengerti pembukuan atau administrasi pemerintahan. Mereka juga akan menjadi seorang panutan di masyarakat.
“Tak hanya pandai pembukuan saja, tapi juga paham bagaimana menghadapi masyarakat. Melalui tes wawancara ini, kita juga akan tahu karakter dia secara umum. Perangkat desa kerjanya tidak hanya di belakang meja, namun harus bisa turun ke lapangan dan bisa menyatu dengan masyarakatnya,” terangnya.
Indiharto juga menandaskan, pelaksanaan tes wawancara dilakukan secara transparan. Dia menjamin, tidak ada praktik like and dislike. Semua calon, kata dia, diberlakukan sama.
“Tidak ada pilih-kasih dalam tes wawancara. Semuanya kami berlakukan sama,” pungkasnya.