FaktaJombang.com – Warga Thoriqoh Shiddiqiyyah yang berpusat di Losari Ploso Jombang menyalurkan bantuan untuk korban awan panas guguran Gunung Semeru, Senin (20/12/2021).
Total dana bantuan ini mencapai Rp 211 juta. Bantuan ini berasal dari sumbangan warga Shiddiqiyyah yang dikoordinasi melalui organisasi Dhibra (Dhilaal Berkat Rohmat Alloh Shiddiqiyyah).
Pengurus Dhibra Shiddiqiyyah, Ghozali mengungkapkan, paket santunan disalurkan pada dua pos. Pos pertama ada di Kecamatan Pasirian dan Kecamatan Pronojiwo sebagai pos dua. Untuk Pos Pasirian ada 391 paket santunan. Sedangkan Kecamatan Pronojiwo sejumlah 161 paket.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Total yang disantuni jumlahnya ada 500 paket. Masing-masing paket berupa barang senilai sekitar Rp 222.600 ribu dan uang tunai Rp 200 ribu. Jadi masing paket santunan senilai Rp 422.600,” ujar pengurus Dhibra Shiddiqiyyah bidang santunan ini.
Ghozali menuturkan, sebelumnya pihaknya telah melakukan survei di lokasi terdampak bencana Gunung Semeru. Ini untuk memastikan bahwa penerima merupakan masyarakat yang dinilai paling layak dan membutuhkan bantuan tersebut.
Survei dilakukan di beberapa titik. Mulai dari kecamatan Lumajang, Padang, Jatiroto, Kunir, Tempeh, Pasirian, Sukodono, Klakah serta Kecamatan Pronojiwo. Dari jumlah itu, tidak semuanya diberikan bantuan, hanya titik yang paling terdampak yang diberikan.
“Di Kecamatan Lumajang ada 16 titik, Kecamatan Padang 4 titik, Kunir 4 titik, Jatiroto 20 titik, Tempeh 1 titik, Pasirian 5 titik, sukodono 4 titik, Klakah 1 titik dan Kecamatan Pronojiwo 1 titik,” bebernya.
“Yang terdampak kan banyak, karena paket kita hanya 500, maka pilih yang memang kondisinya sangat membutuhkan. Jadi kita lakukan survei dulu selama beberapa hari,” tambah Ghozali.
Ghozali menjelaskan, kegiatan kemanusiaan ini merupakan perintah dari Pimpinan Thoriqoh Shiddiqiyyah. Ini juga bagian pendidikan dari ajaran Thoriqoh untuk peduli kepada sesama.
Selain korban Semeru, Thoriqoh Shiddiqiyyah juga sudah sering menyalurkan bantuan untuk warga terdampak bencana alam. Sebelumnya, bantuan juga disalurkan saat bencana banjir bandang di Situbondo tahun 2002, Tsunami Aceh 2004, Gempa di Yogyakarta 2006.
Kordinator santunan saat tiba di Jombang, Fahruddin Ashar, mengatakan, selain memberikan santunan uang dan sembako, ada pula kegiatan membangunkan rumah-rumah para korban.
“Ini adalah amanah dari guru kami Mursyid Thoriqoh Shiddiqiyyah dan beliau berpesan lakukan dengan tulus ikhlas, kami hanya menyampaikan hak para korban, bukan memberikan. Ini adalah pendidikan agar diri kami tidak sombong, meski ini dana kami himpun dari kantong pribadi masing-masing,” pungkasnya. *)