FaktaJombang.com – Warga Kelurahan Jelakombo, Kecamatan/Kabupaten Jombang, Jawa Timur, gempar. Menyusul ditemukannya seekor ular berukuran besar masuk ke rumah warga, Rabu (2/2/2022).
Ular jenis sanca kembang ini diduga habis memangsa kucing milik warga dan kemudian merayap naik ke atap plafon lantai dua rumah milik Suminem (70).
Saat ditemukan, ular piton sepanjang sekitar 4 meter dengan berat kurang lebih 60 kilogram itu sedang melilit kerangka plafon rumah berlantai dua itu. Ular itu tampak terjepit dan nyaris tak bisa bergerak lantaran diduga usai memakan seekor kucing.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Suminem yang panik lantas berteriak minta tolong dan berbegas pergi dari lantai dua rumahnya. Warga kemudian melapor ke BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Darerah) Jombang.
“Awalnya tidak tahu ada ular, saya sudah di atas ngepel turun ke bawah, adiknya kecil itu teriak ada ular saya lari ke bawah, mungkin masuk lewat belakang rumah,” kata Suminem.
Selama sekitar satu jam, upaya evakuasi dilakukan petugas. Tim penyelamat BPBD itu juga menggunakan sepotong tongkat besi untuk mengeluarkan ular tersebut dari kerangka plafon sebelum akhirnya berhasil dievakuasi.
Petugas BPBD Jombang, Saerojo mengatakan, saat ditarik ular piton itu tidak memberikan perlawan. Diduga jenis ular terbesar di dunia ini kekenyangan setelah memangksa ternak milik warga.
Sebab, dalam beberapa bulan terakhir BPBD Jombang menerima laporan terkait keberadaan seekor ular tak jauh dari rumah Suminem. Saat itu, petugas tidak berhasil menemukan ularnya.
“Kami ada 6 personel, posisi ularnya terjepit atap rumah jadi kami pakai besi. Ini diameter sekitar 40 centimeter dan panjang 4 meter. Dimungkinkan ini habis makan kucing dilihat dari besar perutnya ini kayak ukuran kucing, karena dulu ada laporan keberadaan ular, tapi tidak ketemu dan ada kucing-kucing yang hilang,” bebernya.
Ular besar itu lantas dibawa petugas ke Kantor BPBD Jombang. Petugas akan merawat ular itu sebelum akhirnya di lepas liarkan atau diberikan kepada warga yang bersedia mengadopsinya.
“Kami bawa ke BPBD dulu,” pungkasnya. *)