FaktaJombang.com – Sejumlah warga Dusun Kedungsari, Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, mengeluhkan bau tak sedap yang dihasilkan PT Satwa Utama Raya (SUR) 3, perusahaan budidaya ayam petelur.
Bau busuk itu timbul, diduga lantaran pihak perusahaan membuang bangkai ayam ke dalam kolam besar yang berada di dalam area perusahaan. Saat musim hujan ini, kolam yang menjadi tempat pembuangan bangkai ayam itu, meluber. Sehingga menebar aroma tak sedap ke lingkungan sekitar.
Keluhan itu diungkap Kolimah, warga setempat. Dalam sebulan terakhir, ia mengaku kerapkali mencium aroma busuk yang berasal dari perusahaan tersebut. Betapa tidak, rumah Kolimah, berdekatan dengan pagar PT SUR 3.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Baunya busuk, banger. Sudah satu bulanan ini. Bau lebih parah, ketika hujan apalagi hujan deras,” katanya ke sejumlah wartawan, Selasa (18/1/2022).
Ditanya apakah sumber air sekitar ikut terdampak dari limbah yang dihasilkan pabrik tersebut, Kolimah mengaku tidak tahu. Sebab, selama ini dirinya tidak menggunakan air sumur atau bor untuk kebutuhan sehari-hari.
“Kalau itu, saya nggak tahu. Karena saya pakai PAM,” jawabnya.
Kolimah mengatakan, sudah mengadu ke kepala dusun (Kasun) setempat. Harapannya, agar Kasun meneruskan keluhannya tersebut ke pihak perusahaan. Ia kepingin, pihak perusahaan bisa menetralisir bau menyengat yang berasal dari limbah yang dihasilkan. Hanya saja, upaya tersebut belum membuahkan hasil.
“Sudah laporan ke pak Wo, sudah bolak-balik. Tapi ya masih tetap bau. Bau banget,” ucap perempuan yang tak memiliki anak ini.
Disinggung soal kompensasi dari perusahaan, Kolimah menjawab hanya mendapat kompensasi berupa telur sebanyak 20 butir. Itu pun diberikan setahun sekali menjelang lebaran.
“Iya dapat, tapi hanya diberi telur 20 biji. Setahun sekali,” tandas Kolimah.
Sementara Sunanik, tetangga Kolimah yang ikut terdampak, membenarkan jika bau busuk yang dihasilkan PT SUR 3 Balongsari, kerapkali dirasakannya dalam sebulan terakhir. Sebelumnya, kondisi bau seperti itu, diakuinya nyaris tidak terjadi.
Dirinya mengaku merasa terganggu atas kondisi tersebut. Bahkan, dia mengatakan sering sesak nafas bila setiap kali bau busuk itu menerobos hidungnya.
“Iya, baunya busuk menyengat. Sampai sesak di dada,” katanya.
Dirinya mengatakan, tidak bisa berbuat banyak atas kondisi tersebut selain diam dan rela menghirup bau menyengat itu. “Namanya juga orang kecil, bisa berbuat apa,” timpalnya.
Sunanik membenarkan, menerima kompensasi berupa telur dari pihak perusahaan setahun sekali. “Nggak sampai 20 biji. Seingat saya, 18 biji telur. Setahun sekali,” pungkasnya.
Sementara kepala desa (Kades) Balongsari, Nur Wachid mengatakan, sudah beberapa kali pihaknya meminta pihak perusahaan agar segera mengatasi persoalan bau menyengat yang dihasilkan. Permintaan itu, kata dia, berdasarkan aduan warganya.
Dirinya menuturkan, bau menyengat itu lantaran galian tempat pembuangan bangkai ayam milik perusahaan dipenuhi air, karena sebelumnya di wilayah tersebut diguyur hujan. Kemudian, air tersebut meluber sehingga menimbulkan bau.
Galian tersebut, lanjut Nur Wachid, merupakan tempat limbah tahun sebelumnya yang sudah tidak difungsikan. “Karena itu tanah lapak, nggak bisa menyerap air. Jadi air yang ada di galian itu ngecembeng (tidak bisa susut), terus diguyur hujan,” paparnya kepada sejumlah wartawan, belum lama ini.
Oleh pihak perusahaan, kata Kades Nur Wahid, dilakukan upaya untuk mengatasi bau tersebut. “Malah didatangkan gamping beberapa ton. Tapi gamping aktif. Nah, ketika dimasukkan, akhirnya meletus. Tambah nggak karu-karuan,” ceritanya.
Gagal mengatasi dengan upaya itu, lanjutnya, pihak perusahaan kembali mencoba cara lain yakni dengan memberi ikan. Namun, cara ini juga gagal total.
“Ikannya malah mati, nggak kuat, karena panas, sama kayak elpiji,” tambahnya.
Nur Wahid juga menandaskan, beberapa jurus sudah dilakukan pihak PT SUR 3 Balongsari. Hanya saja, kata dia, jurus-jurus mengatasi bau menyengat itu, tetap saja gagal.
“Tapi kami tetap meminta menyelesaikan persoalan ini. Dan tiap hari, warga berdatangan ke sini,” pungkasnya. *)