FaktaJombang.com – NBA, Terperiksa perkara insiden penyiraman air mineral mengaku, selama proses wawancara pada Jumat 7 Januari 2022, petugas Unit III Tipidkor Polres Jombang tidak pernah membahas permintaan dokumen.
Kendati perihal dalam surat panggilan nomor B/12/I/RES.1.24/2022 Satreskrim tertanggal 6 Januari 2022 yaitu Undangan Wawancara dan Permintaan Dokumen.
NBA menuturkan, sempat berpikiran permintaan dokumen tersebut adalah dokumen berkaitan dengan dugaan penyelewengan Biaya Operasional Sekolah (BOS) tahun 2020 yang mendera tiga sekolah di bawah naungan Yayasan Pendidikan Budi Utomo (YPBU), Desa Gadingmangu, Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Diperkuat lagi, dalam surat panggilan yang diterimanya, warga Dusun Gading, Desa Gadingmangu, Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang ini, diminta menemui Kanit Idik III Unit Tipidkor, bertempat di Unit Tipidkor lantai 2 Satreskrim Polres Jombang.
Sebab sejauh ini, lanjut NBA, insiden penyiraman air mineral yang kini diproses Satreskrim Polres Jombang, dipicu oleh gojang-ganjing dugaan penyelewengan BOS 2020 tersebut.
Termasuk insiden rumah NBA yang didatangi sekitar 15 orang yang merupakan pendekar Persinas Asad. Sayangnya, laporan NBA terkait peristiwa yang dialaminya ini ditolak di SPKT Polres Jombang, sekitar awal Desember 2021 lalu.
“Setiap kali saya menyinggung soal dugaan BOS di tiga lembaga pendidikan yang ada di YPBU Gadingmangu, petugas nggak mau. Padahal, itulah pemicu utama hingga terjadinya insiden tersebut. Termasuk insiden pengancaman pada kami di rumah kami,” kata NBA kepada sejumlah wartawan usai keluar dari gedung Satreskrim Polres Jombang, Jumat (7/1/2022).
NBA menandaskan, dokumen tebal berjilid yang dibawanya menggunakan tas belanja saat memenuhi panggilan Unit III Tipidkor Polres Jombang, tidak pernah dibahas petugas.
Dia menyebut, dokumen tersebut merupakan kumpulan data-data yang mengarah adanya dugaan kuat penyelewengan BOS tahun 2020 di SMP, SMA dan SMK Budi Utomo.
“Saya menjelaskan kronologi awal mengapa insiden itu terjadi, petugas kemudian nggak mau membahasnya. Ya kan awalnya karena kami berupaya membuka tabir dugaan adanya penyelewengan BOS itu. Dokumen-dokumen yang saya miliki, saya bawa semuanya,” ungkapnya.
Disamping itu, NBA juga mengatakan heran, mengapa Polres Jombang seolah begitu antusias memproses laporan insiden penyiraman air mineral tersebut.
Sementara dirinya, sempat mendapat penolakan saat melapor ke Polres Jombang, terkait insiden rumahnya yang didatangi sekitar 15 orang yang merupakan pendekar Persinas Asad.
Waktu itu, kata NBA, dirinya ditekan agar “tidak bersuara lantang soal YPBU Gadingmangu” hingga sempat diancam untuk dibunuh.
“Yang pasti, ada apa dibalik ini semua?. Karena waktu itu laporan saya ditolak dengan alasan kurang cukup bukti. Padahal jelas-jelas, kejadian di rumah saya itu berurusan dengan nyawa. Ya, nyawa saya terancam,” ujar NBA. *)
Baca juga: Diperiksa Soal Insiden Siram Air Mineral, Warga Gadingmangu Jombang Ungkap Adanya Keganjilan