FaktaJombang.com – Bagi sebagian orang, ranting kayu merupakan suatu barang yang dinilai nyaris tak berharga selain untuk bahan bakar. Namun di tangan Baron (35), ranting kayu bisa menjadi barang bernilai jual. Setelah dia olah menjadi pipa rokok atau juga dikenal once.
Bahkan, warga Dusun Sembung, Desa Bangsri, Kecamatan Plandaan, Kabupaten Jombang, Jawa Timur ini, mampu meraup omzet antara Rp 500 ribu hingga Rp 600 ribu per bulan.
“Once buatan saya ini nyaris tanpa modal. Karena bahannya hanya memanfaatkan ranting kayu yang ada di sekitar kita,” kata Baron, Minggu (13/6/2021).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dia menuturkan, selain bahannya mudah didapat, peralatan untuk membuat pipa rokok sudah dia miliki sebelumnya. Karena rata-rata adalah alat pertukangan. Di antaranya, pisau besar, alat bor, gerenda, pelitur (cat pengilap).
Saat ini, dirinya mengaku produk once-nya sengaja dia bikin tidak rumit alias sederhana. Semisal memiliki motif pada luar pipa rokok, atau pernik lain untuk menambah keindahan artistiknya. Ia mengatakan, motif atau guratan pada once bagian luar, murni berasal dari kayu tersebut.
“Saya hanya mempelitur saja. Selain agar tampak mengilap, pelitur bisa lebih menampakkan guratan kayu sesuai aslinya,” jelasnya.
Selain itu, alasan produk once-nya dibikin sederhana karena faktor ekonomi. Ia mengaku khawatir tidak laku jual, jika pipa rokoknya dibikin rumit. Per pipa rokok bikinannya, harganya antara Rp 30 ribu hingga Rp 50 Ribu.
“Kalau dibikin rumit, harganya nanti bisa mahal. Kan bisa jarang yang beli. Untuk saat ini, once ukuran kecil harganya Rp 30 ribu. Kalau ukuran besar Rp 50 ribu,” rincinya.
Setiap hari, Baron mengaku hanya bisa merampungkan 2 hingga 4 buah pipa rokok. Karena selama ini, lanjutnya, memproduksi once hanya memanfaatkan waktu luang saja. Karena dia mengaku, waktunya lebih banyak untuk bekerja lainnya.
Untuk bahan baku once buatannya, Baron lebih menyukai ranting kayu pohon nangka. Dia menilai karena kualitasnya lebih bagus dan kuat.
“Proses pembuatannya juga lebih ringan ketimbang pakai jenis kayu lain,” ujarnya
Baron juga menceritakan, awal dirinya membuat once dari bahan ranting kayu terinspirasi dari sejumlah rekannya, menggunakan pipa rokok.
“Hampir tiap hari, kita sering kumpul dan ngopi bareng. Di antara teman-teman saya itu, ada yang menggunakan once,” katanya.
Dia juga mengaku sempat bertanya ihwal once kepada rekan yang memakainya. Dari obrolan itu, Baron mendapatkan informasi, jika once banyak terbuat dari bahan kayu atau bahan lain yang limited atau langka, dan tentu harganya mahal.
“Ada yang dari kayu cendana, setigi, dewandaru, nagasari, wali kukun, galih asem, sono kuning, galih johar, kayu Liwung. Bahkan, kayu gaharu. Belum lagi, yang dari tulang kerbau, gading gajah, dan lainnya,” paparnya.
Dipikirannya kala itu, bahan-bahan tersebut tidaklah mungkin dia dapatkan. Hingga kemudian, dia mencoba-coba membuat once dari ranting kayu yang didapatkan dan dia kumpulkan dari sekitar tempat tinggalnya.
“Satu persatu jenis kayu saya coba. Dan akhirnya, saya lebih sreg dengan kayu pohon nangka ini,” ceritanya.
Sekedar informasi, selain lifestyle atau gaya hidup, once atau pipa rokok memiliki manfaat. Di antaranya membantu menyaring tembakau supaya lebih ringan sekaligus mengurangi kadar nikotin di dalamnya yang masuk dalam tubuh sebagai racun.
Mengurangi risiko rokok yang cepat basah karena air liur yang rentan menyebabkan batuk. Juga untuk mengurangi rasa panas yang terasa di bibir, terlebih pada rokok kretek atau tanpa filter. Serta agar kondisi bibir tetap merah karena rokok tidak bersentuhan langsung dengan bibir. *)