FaktaJombang.com – Sejumlah pedagang di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, tidak berani menyetok minyak goreng minyak goreng curah. Pasalnya, harga komoditi yang dibandrol pihak distributor minyak goreng curah, masih tinggi alias tidak sesuai ketetapan pemerintah. Alhasil, komoditi ini menjadi barang langka.
Kondisi ini seperti terjadi di Pasar Pon Jombang. Ahmad Sulaiman, salah satu pedagang di pasar ini mengatakan, minyak goreng curah yang harganya berdasarkan ketetapan pemerintah masih belum ada di tokonya.
Ahmad mengatakan, sekitar dua pekan lalu, dirinya sudah mencoba kulakan minyak goreng curah. Namun, harga kulakan masih harga lama atau lebih tinggi dari HET pemerintah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Tidak berani mau kulakukan, karena minyak goreng curah yang harga dulu, masih ada. Kalau mau kulakan sekarang, ternyata harganya masih mahal,” ujarnya kepada wartawan belum lama ini.
Atas kondisi tersebut, ia memutuskan untuk tidak jualan minyak goreng curah. Ia memilih menghabiskan stok kulakan dengan harga lama yang kini sudah tinggal sedikit.
“Sementara kami tidak jual dulu, kalau stoknya ada sih tapi tinggal sedikit. Sekitar 2 mingguan lalu, saya kulakan masih seharga Rp 18.500 per liter minyak goreng curah ini. Sementara orang-orang banyak yang tanya minyak goreng murah, ya tidak ada,” paparnya.
Untuk harga minyak goreng kemasan di lapaknya, katanya, saat ini masih jual dengan harga Rp 16 ribu per liter. Menurutnya, harga segitu wajar, mengingat ia mengulak komoditi ini sebelum HET ditetapkan.
“Kalau stok minyak goreng kemasan juga masih ada di sini. Tapi ya begitu, semuanya tinggal sedikit. Dan sementara ini kami tidak berani kulakan minyak goreng, karena kami takut rugi. Untuk harga minyak goreng kemasan ini masih kami jual seharga Rp 16 ribu per liternya,” imbuhnya.
Kelangkaan minyak goreng curah, tidak hanya terjadi di pasar Pon. Kondisi yang sama juga terpantau di beberapa toko di pasar Legi Jombang. Persoalannya senada, para pedagang di pasar ini tidak berani kulakukan karena harganya masih cenderung tinggi.
Sukmiani (66), salah satu pedagang di pasar Legi mengatakan, stok minyak goreng curah di lapaknya tinggal sedikit. Ia mengaku tidak berani kulakan lagi, karena harga yang diketahui masih tinggi.
“Tinggal stok minyak goreng curah yang harga lama, itu pun sudah sedikit. Kalau minyak goreng harga pemerintah, kami belum kulakan. Karena harganya masih Rp 17.900 bisa jadi Rp 18.00 per liternya,” katanya.
Sukmiani berharap, pemerintah bisa menstabilkan harga jual maupun beli minyak goreng di beberapa distributor. Karena menurutnya, harga minyak goreng sesuai HET masih langka dan sulit ditemukan.
“Ya harapannya semoga Pemerintah segera menstabilkan harga. Kalau di pasar-pasar masih sulit bahkan tidak ada harga minyak goreng sesuai aturan pemerintah. Sehingga memang stok minyak goreng sedikit dan harganya masih tetap,” pungkasnya.
Sekedar informasi, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah mengeluarkan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng curah hingga kemasan premium. Kebijakan tersebut berlaku mulai Selasa (1/2/2022) lalu.
Dalam ketetapan ini, untuk minyak goreng curah ditetapkan harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp 11.500 per liter, minyak goreng kemasan sederhana Rp 13.500 per liter, dan minyak goreng kemasan premium Rp 14.000 per liter. *)